Hal ini dibuktikan dalam studi yang dipublikasi di jurnal JAMA oleh para peneliti Kanada. Dengan melihat data dari 650 anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun yang terdiagnosis dehidrasi ringan di ruang rawat rumah sakit, peneliti mencoba membandingkan mana yang lebih baik ketika jus buah dan minuman elektrolit diberikan sebagai minuman pengganti cairan tubuh.
Satu kelompok anak diberikan jus buah apel sementara kelompok lainnya diberi minuman elektrolit rasa apel. Kedua kelompok tersebut terus mendapatkan minumannya di rumah mereka masing-masing.
Baca juga: 10 Tanda Tubuh Kena Dehidrasi
Setelah satu minggu, 9 persen dari anak-anak yang ada di kelompok minuman elektrolit kembali ke rumah sakit karena dehidrasi dan harus mendapatkan infus. Sementara pada kelompok yang mendapat jus buah hanya sekitar 2,5 persen harus kembali untuk mendapatkan infus.
Peneliti menjelaskan mengapa lebih banyak anak dari kelompok minuman elektrolit yang kembali karena mereka lebih sedikit patuh mengonsumsi minumannya. Rasa dari minuman elektrolit yang tak biasa di lidah anak mungkin jadi penyebab seperti yang telah ditemukan oleh studi sebelumnya.
"Dalam banyak negara-negara berpenghasilan tinggi, penggunaan jus buah apel atau cairan lainnya yang diinginkan mungkin dapat menjadi alternatif dari cairan elektrolit pada anak dengan gastroenteritis ringan dan dehidrasi minimal," tulis para peneliti dalam laporannya seperti dikutip dari Live Science, Rabu (4/5/2016).
Dalam penutup peneliti mengingatkan hasil studi ini mungkin tak berlaku untuk anak yang terserang penyakit pencernaan diare atau muntah-muntah berat yang berisiko menimbulkan komplikasi.
Baca juga: Minuman Isotonik Tidak Cocok untuk Sahur
(fds/vit)