Menanggapi hal ini, psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, menyarankan ibu untuk melakukan penyapihan dengan bertahap. Menyiapkan emosi dikatakan Ratih pastinya penting supaya proses penyapihan bisa berjalan dengan lancar.
"Coba kurangi bertahap misalnya yang biasa nyusu tiap hari jadi nggak tiap hari. Jangan dibawa stres dan malah jadi pikiran, kalau gitu nggak jadi weaning with love (WWL) dong," kata Ratih saat berbincang dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana caranya supaya si ibu bisa lebih 'tega' saat akan menyapih anak? Nah, di sini Ratih menekankan perubahan mindset si ibu.
"Jangan menganggap bahwa apa yang dilakukan ini adalah bentuk kekejaman pada anak. Tapi ini dilakukan supaya anak bisa lebih baik lagi. Kalau ibunya nggak siap terus, nanti anak bisa tidak mengalami perkembangan yang sesuai milestone-nya," tambah wanita berkerudung ini.
Baca juga: Bikin Susu Hangat Lebih Aman Pakai Dot Warna Putih
Oleh karena itu, menurut Ratih kesiapan orang tua terutama ibu saat menyapih anak memang perlu. Sebab, anak juga akan melihat bagaimana kesiapan orang tuanya. Asalkan konsisten dan tetap memberi pengertian pada anak, WWL bisa dilakukan.
"Kasih pengertian pada anak bahwa it's fine, you will be okay. Memang sudah waktunya untuk berhenti menyusu tapi mama tetap kok sayang sama kamu. Ini lebih ke pembiasaan ya, bukan pemaksaan. Tapi kalau memang ibunya masih belum siap banget, dicoba pelan-pelan. Lagipula kan nggak harus pas anak usia 2 tahun kan nyapihnya, lebih sedikit juga nggak masalah toh," kata Ratih.
Baca juga: Bikin Kenyang Tapi Tak Cukupi Gizi Anak, Hindari Memberi ASI Sebelum Makan
(rdn/vit)











































