Ditemui dalam acara konferensi pers Nutrilon Royal: 'One Step Ahead' yang diadakan di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (12/5/2016), Astrid menceritakan awal kisah putranya mulai menunjukkan potensi masak. Saat itu, Astrid sempat tak percaya dengan kemampuan memasak yang dimiliki Revo. Namun kemudian ia memutuskan untuk 'mengikuti' potensi Revo dengan mendukungnya.
"Revo mulai memasak sejak usia 8 tahun, kelas 4 SD. Saat itu seperti ibu-ibu biasa saya mengasuh Revo dengan banyak memberikan les. Tapi ternyata dia tidak suka. Dia bilang mau berhenti les tapi janji nilainya tetap bagus," ujar Astrid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Agar Potensi Anak Berkembang Optimal, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua
"Saya juga selalu mewanti-wanti ke Revo kalau menjaga kesehatan itu penting. Saya brainwash dia, saya bilang kalau badan kamu sakit nanti kamu nggak bisa masak, nggak bisa kerja. Saya biasakan juga dia makan sehat dan tidur teratur sejak kecil, jadi sekarang dia disiplin," tutur Astrid.
Dalam mengasuh Revo, Astrid juga menerapkan metode 'leading by example'. Ia berusaha memberikan contoh yang baik agar Revo bisa meniru dan berperilaku yang baik juga. Tak jarang kini bahkan Revo sering menegur Astrid jika ia tak sengaja melakukan sebuah kesalahan dalam berperilaku.
"Jadi kalau saya salah lalu ditegur Revo, ya saya harus terima dan betulkan. Kita sama-sama belajar meskipun sudah jadi orang tua," imbuhnya.
Revo yang pernah menjadi salah satu kontestas Junior Masterchef Indonesia ini juga mengaku banyak belajar dari sang ibunda. Salah satunya adalah untuk tidak patah semangat terus berusaha mengembangkan kemampuan masaknya.
"Saya tak pernah takut gagal. Saya yakin bisa terus berkembang karena mami meyakinkan saya untuk selalu percaya diri. Ini berkat mami. Saya dan mami punya healthy relationship," kata tutur anak lelaki yang bercita-cita melanjutkan sekolah ke The Culinary Institute of America, New York, tersebut.
Menanggapi kisah Revo dan Astrid, psikolog Ajeng Raviando, Psi menyebutkan bahwa ini merupakan salah satu contoh sukses metode positive parenting dalam mengasuh anak. Metode ini dilakukan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dan orang tua harus mendengarkan.
Menurut Ajeng, pola asuh seperti ini akan sangat membantu orang tua memahami potensi anak. Anak mendapatkan kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan keinginannya, sementara orang tua bisa lebih mudah memahami anak, seperti yang dicapai oleh Revo dan Astrid.
Baca juga: Mau Anak Cerdas? Perhatikan Asupan Nutrisi Ibu Sejak Hamil 2 Minggu
(ajg/vit)











































