Diungkapkan dr Meta Hanindita SpA, pada dasarnya, ASI diproduksi sesuai 'permintaan'. Semakin sering ASI dikeluarkan, semakin sering ASI diproduksi, semakin banyak juga jumlahnya.
"Maka, menurunnya frekuensi mengeluarkan ASI dapat mengurangi jumlah ASI," ujar dokter yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ketika berbincang dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah mengompres payudara dengan kompres hangat dan dingin bergantian sambil dipijat, dan disusukan pada anak," tutur dr Meta.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Sering Menyusu Itu Wajar, Bukan Tanda ASI Sedikit
Kepada detikHealth beberapa waktu lalu, dr Asti Praborini SpA, IBCLC mengatakan untuk mengatasi rasa bengkak akibat terlambat memerah ASI adalah dengan merangsang oksitosin dan pengosongan payudara yang efektif. Untuk melakukannya, ibu bisa meminta bantuan suami untuk melakukan pijat punggung agar refleks oksitosin aktif.
Selain itu, ibu juga dapat melakukan gentle massage atau pemijatan secara lembut pada payudara ke arah ketiak untuk mengurangi tekanan di payudara. Namun, dr Asti tidak menyarankan ibu memijat payudara dengan keras karena akan menimbulkan peradangan pada payudara yang bengkak dan mengeras.
"Jika terdapat tanda-tanda radang seperti payudara kemerahan, teraba benjolan yang nyeri sekali, atau payudara tetap mengeras walaupun sudah diisap bayi, segeralah datang ke klinik laktasi untuk diatasi penyebabnya," tutur dr Asti.
Baca juga: Sering Bersama di Tempat Tidur, Ibu Lebih Rajin Menyusui Bayinya (rdn/vit)











































