Ragam Sebab Kebanyakan Bayi Lahir Tak Sesuai Tanggal Prediksi Dokter

Ragam Sebab Kebanyakan Bayi Lahir Tak Sesuai Tanggal Prediksi Dokter

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 10 Jun 2016 14:01 WIB
Ragam Sebab Kebanyakan Bayi Lahir Tak Sesuai Tanggal Prediksi Dokter
Foto: Thinkstock
Jakarta - Tanggal kelahiran sudah diprediksikan oleh dokter. Tapi ternyata, si kecil lahir lebih awal dari tanggal yang diperkirakan atau justru sebaliknya, ia lahir beberapa hari lewat dari tanggal yang diprediksikan.

Iffath Hoskins, MD, direktur eksekutif Women's Service di Memorial Health University Medical Center, Savannah, Georgia menuturkan untuk menghitung tanggal persalinan, dokter umumnya akan mengambil hari pertama haid terakhir kemudian ditambahkan waktu 280 hari. Namun, metode ini digunakan jika diasumsikan siklus haid seorang perempuan normal yakni setiap 28 hari.

Jika siklus haid lebih lama, maka tanggal persalinan bisa mundur dari waktu yang ditentukan. Sebaliknya, jika siklus haid lebih pendek, tanggal persalinan bisa lebih cepat. Hoskins mengatakan, pemeriksaan USG di trimester pertama kehamilan bisa lebih dipercaya untuk menentukan tanggal persalinan karena dokter dapat mengukur panjang janin dan ukurang kantong kehamilan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika ukuran itu tidak sesuai dengan prediksi berdasarkan hari pertama haid terakhir, tanggal persalinan bisa disesuaikan. Tapi ingat, kebanyakan bayi jarang lahir tepat di tanggal yang ditentukan. Sebab, bagaimanapun masing-masing bayi dan kondisi rahim ibu berbeda-beda," tutur Hoskins, dikutip dari Parents.

Ia menambahkan, salah satu hal yang mungkin memengaruhi maju atau mundurnya waktu kelahiran dari tanggal yang ditentukan adalah apa yang terjadi pada si ibu di kehamilan sebelumnya. Jika Anda baru pertama kali melahirkan, sejarah yang terjadi pada ibu Anda ketika melahirkan bisa terulang pada Anda, demikian disampaikan Hoskins.

Baca juga: Sudah Lewat Tanggal Perkiraan Tapi Bayi Belum Lahir Juga

Sementara 80 persen wanita melahirkan di usia kehamilan 37-42 minggu, sekitar 20 persen wanita dikatakan Hoskins melahirkan lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan 11 persen melahirkan prematur. Menurut Hoskins, faktor risiko yang mungkin terjadi adalah kehamilan kembar atau bentuk rahim ibu yang tidak normal.

Hoskins mengatakan, persalinan prematur juga ada hubungannya dengan infeksi seperti bakteri vaginosis. Bahkan wanita dengan bobot di bawah 49 kg disebut-sebut lebih berisiko melahirkan prematur. Sementara, Fredric D. Frigoletto, Jr. MD, kepala kebidanan di Massachusetts General Hospital, Boston mengatakan bisa juga bayi lahir lebih lama dari waktu yang diprediksikan.

"Ada bayi yang baru lahir di usia 40-41 minggu. Satu studi menyebut bayi laki-laki memang cenderung lahir lebih lambat dibanding bayi perempuan. Sementara, ketika bayi tak kunjung lahir setelah usia 42 minggu, kemungkinan ibu butuh operasi caesar," kata Frigoletto.

Sebab di usia kehamilan lebih dari 42 minggu, ada risiko kualitas plasenta yang makin buruk, jumlah air ketuban yang menurun, serta risiko bayi melewati pergerakan usus hingga akhirnya mengisap mekonium (feses pertama bayi) yang menyebabkan masalah setelah bayi lahir.

Baca juga: Bidan Tak Dengar Bel Pintu, Ibu Bersalin di Depan Pintu Klinik


(rdn/vit)

Berita Terkait