Jakarta -
Ibu yang sedang menyusui kadang didera kebimbangan saat sedang menjalani ibadah puasa. Sebab ada beberapa saran yang mampir ke telinga bahwa puasa bisa mempengaruhi kualitas ASI. Seperti apa faktanya?
Dikutip detikHealth dari berbagai sumber, berikut ini beberapa hal yang sering dikhawatirkan ibu menyusui yang tengah menjalankan ibadah puasa:
1. Produksi ASI Jadi Lebih Sedikit?
Foto: Thinkstock
|
Banyak tidaknya air susu ibu (ASI) ditentukan oleh 'otak'. Demikian kata dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC, FABM dari RS St Carolus.Perlu diketahui, pikiran yang negatif atau pesimistis bisa membuat kadar oksitosin menurun hingga produksi ASI jadi sedikit. "Tapi kalau dia percaya diri dan yakin ASI-nya juga bakal banyak, ya akan banyak karena oksitosin yang dihasilkan pun banyak sehingga ASI lancar," tutur dr Utami.
dr Meta Hanindita, SpA dari RS Dr Soetomo, Surabaya, mengatakan ada penelitian yang menunjukkan bahwa puasa tidak memengaruhi produksi ASI. Walaupun begitu, dr Meta menyarankan ibu yang masih menyusui eksklusif, di mana bayi masih di bawah 6 bulan, sebaiknya menunda berpuasa. Ini karena pada saat ini bayi hanya mendapat asupan nutrisi dari ASI saja.
2. Kualitas ASI Menurun?
Foto: Thinkstock
|
dr Utami menegaskan puasa tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Sebab kualitas dan kuantitas ASI dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu."Maka dari itu makanan yang dimakan oleh ibu menyusui harus memiliki gizi yang cukup," kata dr Utami.
Mia Sutanto, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), mengatakan selama berpuasa asupan gizi tetap dapat terpenuhi sehingga tidak akan berpengaruh pada ASI. Bahkan jika asupan gizi kurang pun seorang ibu tetap dapat memberikan ASI.
Meski sedang berpuasa, saat sahur dan berbuka puasa, pastikan ibu menyusui mengasup makanan yang mengandung 50 persen karbohidrat, 30 persen protein dan 20 persen lemak
3. Menyusui Bikin Haus?
Foto: thinkstock
|
Beberapa ibu menyusui khawatir akan gampang haus dan jadi dehidrasi jika tetap memberikan ASI pada si kecil. Padahal persoalan haus atau dehidrasi juga bisa dialami meski tidak sedang berpuasa lho.Untuk itu perlu ada triknya. Agar kebutuhan cairan tercukupi, di waktu berbuka hingga sahur, ibu menyusui perlu mengasup cairan yang cukup. Di malam hari, jangan hanya minum saat haus saja. Namun minumlah dalam porsi cukup, di mana tidak langsung minum banyak di satu waktu.
"Siapkan segelas air putih di samping tempat tidur sehingga ibu mudah minum kapanpun di malam hari," ucap dr Meta memberikan tips.
4. Adakah 'Tanda Bahaya'?
Foto: thinkstock
|
Mia Sutanto menyarankan jika merasa sangat kelelahan, terutama bagi ibu menyusui yang juga bekerja, dan pasokan ASI terus menurun, disarankan untuk mengurangi aktivitasnya. Selanjutnya jika masih tidak kuat lebih baik tidak usah berpuasa, karena toh bisa menggantinya di waktu lain.Pakar gizi Yona Shelly S.Gz beberapa waktu lalu megatakan untuk menyiasati aktivitas ibu yang padat, Yona menyarankan untuk mengatur jam istirahat. Saat jam istirahat salat zuhur dan ashar, sebaiknya ibu mengambil waktu sejenak untuk memejamkan mata atau meluruskan kaki. Sepanjang perjalanan menuju tempat kerja pun dapat dimanfaatkan untuk beristirahat.
Namun ia menyarankan bila ibu memiliki aktivitas yang cukup tinggi selama bulan Ramadan, mungkin perlu dipertimbangkan untuk tidak berpuasa bila si kecil masih menyusu.
Banyak tidaknya air susu ibu (ASI) ditentukan oleh 'otak'. Demikian kata dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC, FABM dari RS St Carolus.
Perlu diketahui, pikiran yang negatif atau pesimistis bisa membuat kadar oksitosin menurun hingga produksi ASI jadi sedikit. "Tapi kalau dia percaya diri dan yakin ASI-nya juga bakal banyak, ya akan banyak karena oksitosin yang dihasilkan pun banyak sehingga ASI lancar," tutur dr Utami.
dr Meta Hanindita, SpA dari RS Dr Soetomo, Surabaya, mengatakan ada penelitian yang menunjukkan bahwa puasa tidak memengaruhi produksi ASI. Walaupun begitu, dr Meta menyarankan ibu yang masih menyusui eksklusif, di mana bayi masih di bawah 6 bulan, sebaiknya menunda berpuasa. Ini karena pada saat ini bayi hanya mendapat asupan nutrisi dari ASI saja.
dr Utami menegaskan puasa tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Sebab kualitas dan kuantitas ASI dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu.
"Maka dari itu makanan yang dimakan oleh ibu menyusui harus memiliki gizi yang cukup," kata dr Utami.
Mia Sutanto, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), mengatakan selama berpuasa asupan gizi tetap dapat terpenuhi sehingga tidak akan berpengaruh pada ASI. Bahkan jika asupan gizi kurang pun seorang ibu tetap dapat memberikan ASI.
Meski sedang berpuasa, saat sahur dan berbuka puasa, pastikan ibu menyusui mengasup makanan yang mengandung 50 persen karbohidrat, 30 persen protein dan 20 persen lemak
Beberapa ibu menyusui khawatir akan gampang haus dan jadi dehidrasi jika tetap memberikan ASI pada si kecil. Padahal persoalan haus atau dehidrasi juga bisa dialami meski tidak sedang berpuasa lho.
Untuk itu perlu ada triknya. Agar kebutuhan cairan tercukupi, di waktu berbuka hingga sahur, ibu menyusui perlu mengasup cairan yang cukup. Di malam hari, jangan hanya minum saat haus saja. Namun minumlah dalam porsi cukup, di mana tidak langsung minum banyak di satu waktu.
"Siapkan segelas air putih di samping tempat tidur sehingga ibu mudah minum kapanpun di malam hari," ucap dr Meta memberikan tips.
Mia Sutanto menyarankan jika merasa sangat kelelahan, terutama bagi ibu menyusui yang juga bekerja, dan pasokan ASI terus menurun, disarankan untuk mengurangi aktivitasnya. Selanjutnya jika masih tidak kuat lebih baik tidak usah berpuasa, karena toh bisa menggantinya di waktu lain.
Pakar gizi Yona Shelly S.Gz beberapa waktu lalu megatakan untuk menyiasati aktivitas ibu yang padat, Yona menyarankan untuk mengatur jam istirahat. Saat jam istirahat salat zuhur dan ashar, sebaiknya ibu mengambil waktu sejenak untuk memejamkan mata atau meluruskan kaki. Sepanjang perjalanan menuju tempat kerja pun dapat dimanfaatkan untuk beristirahat.
Namun ia menyarankan bila ibu memiliki aktivitas yang cukup tinggi selama bulan Ramadan, mungkin perlu dipertimbangkan untuk tidak berpuasa bila si kecil masih menyusu.
(vit/up)