"Untuk bayi yang ibunya HIV tidak boleh menggunakan susu formula. Usus bayi itu kan masih belum begitu sempurna ya, nah ASI proteinnya kecil-kecil. Kalau dicampur sama (susu) formula, protein sapi yang besar-besar atau kasein itu merobek usus sehingga muncul luka (mikrolesi)," kata I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA dari RS Bunda Jakarta.
Ketika payudara ibu terluka misalnya, maka ASI bisa terkontaminasi dengan virus HIV yang kemudian masuk ke tubuh bayi dengan 'menembus' usus yang mengalami mikrolesi tersebut. Demikian disampaikan dr Tiwi ketika berbincang dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sesuai Anjuran WHO, Ibu dengan HIV-AIDS Tetap Dianjurkan Menyusui Bayinya
Sedangkan untuk ibu yang tidak HIV, menurut dr Tiwi kombinasi susu formula dan ASI kemungkinan hanya menyebabkan alergi. Sebab hanya komponen susu yang 'menembus' usus bayi yang mengalami mikrolesi. Sehingga, reaksi yang mungkin terjadi adalah alergi.
Senada dengan dr Tiwi, dr Utami Roesli SpA, IBCLC menegaskan pada ibu dengan HIV, maka pilihan yang ada yakni hanya memberi ASI ekslusif untuk si bayi atau benar-benar hanya memberi bayinya susu formula. dr Tami, begitu ia akrab disapa menambahkan, ibu dan bayi tetap diberi ARV selama si ibu menyusui sang anak.
"Di kami (RS St Carolus) sudah dilakukan, jadi ibu dengan HIV tetap menyusui dan bayinya pun dikasih ARV. Alhamdulillah tidak ada dari 8 atau 9 bayi waktu itu, yang tertular HIV. Pemerintah kan juga sudah membuat aturannya ya di mana ibu dengan HIV bisa tetap memberi ASI pada bayinya dengan syarat selain ibu konsumsi ARV, si bayi juga diberi ARV," kata dr Tami.
Baca juga: Diduga Tertular Suami, Ibu Menyusui di Belgia Tularkan HIV ke Bayinya (rdn/vit)











































