Nah, untuk meminimalkan risiko stres, ada cara yang bisa dilakukan para ibu. Seperti diungkapkan psikolog klinis dari Klinik TigaGenerasi , Sri Juwita Kusumawardhani, MPsi, Psikolog, coba tentukan prioritas. Dikatakan wanita yang akrab disapa Wita ini, jika kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis jadi prioritas utama, serta memang memiliki uang lebih, ibu dapat memanggil asisten rumah tangga.
Atau, bisa juga ibu menggunakan jasa pembersih online untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangga. Lalu, jangan membandingkan diri dengan orang lain, lantas kemudian merasa terintimidasi karena melihat orang lain dapat melakukan semuanya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Siapa Lebih Rentan Stres: Ibu Muda yang Bekerja atau Tinggal di Rumah?
Selain itu, jangan lupa gunakan waktu libur untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi ibu. Jika memang tidak memungkinkan refreshing seminggu sekali, dua minggu sekali melakukannya pun menurut Wita tak masalah. Refreshing yang dapat dilakukan ibu misalnya pergi ke salon, berkumpul dengan teman-teman untuk mengobrol dan melepas penat, pergi bersama pasangan, atau sekadar membaca buku di tempat yang tenang.
Nah, agar ibu bekerja dengan segala 'tugasnya' di rumah maupun di kantor tak mudah stres, menurut Wita peran suami amat penting bagi kesejahteraan psikologis sang istri. Untuk itu, tak ada salahnya ibu mendiskusikan pembagian tugas rumah dengan pasangan.
"Ingat, pekerjaan rumah tangga bukan hanya menjadi beban istri, baik untuk yang bekerja maupun tidak bekerja. Kemudian, suami bisa menunjukkan dukungan dengan melakukan hal-hal kecil seperti memberi kata-kata pujian atau semangat, hadiah, memberikan pijitan, atau mendengarkan keluh kesah istrinya," kata Wita yang juga praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI ini.
Baca juga: Trik Agar Ibu Tak Terlalu Galau Saat Kembali Bekerja Setelah Melahirkan (rdn/vit)











































