Cepat Tegang ataupun Mudah Marah? Itu Tanda Ibu Butuh Me Time

Cepat Tegang ataupun Mudah Marah? Itu Tanda Ibu Butuh Me Time

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 14 Sep 2016 11:07 WIB
Cepat Tegang ataupun Mudah Marah? Itu Tanda Ibu Butuh Me Time
Foto: pool
Jakarta - Baik bekerja atau tinggal di rumah, pastinya masing-masing ibu memiliki tugas dan tanggung jawab yang bisa saja membuatnya penat. Untuk itu, me time amat penting dimiliki oleh para ibu.

Seperti penuturan psikolog klinis dari klinik TigaGenerasi, Sri Juwita Kusumawardhani MPsi, Psikolog atau akrab disapa Wita, baik ibu bekerja maupun ibu rumah tangga sama-sama membutuhkan me time. Sebab, keduanya memiliki beban masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.

"Penting memiliki me time atau kegiatan yang menyenangkan bagi ibu, agar ibu tetap bahagia dan bebas stres," tegas Wita dalam perbincangan dengan detikHealth baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wita melanjutkan, jika ibu bisa merasa bahagia, maka ia dapat bersikap lebih positif pada pasangan dan juga anak-anaknya. Selain itu, dengan kondisi hati yang bahagia ibu juga bisa lebih fokus dan produktif bagi yang memang bekerja.

Dalam keseharian, kadang kala ada tanda di mana ibu sebenarnya sudah membutuhkan me time. Hanya saja, sayangnya ibu kerap mengabaikan tanda tersebut. Ketika sudah mulai mudah merasa tegang, mudah marah, atau mudah sedih, menurut Wita itu sudah bisa menjadi tanda bahwa ibu membutuhkan me time.

Baca juga: Wanita Bisa Sembuhkan Stres Secara Alami dengan 10 Cara Sederhana Ini

"Jika seperti itu, sebaiknya ibu segera melakukan kegiatan yang menyenangkan atau sesederhana mengambil waktu untuk menenangkan diri dari keseharian yang melelahkan," kata Wita.

Pada prinsipnya, me time merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan ibu misalnya berupa hobi yang dapat dilakukan sendiri atau bersama orang lain. Contoh me time yang paling sederhana adalah menenangkan diri di kamar mandi selama 5 sampai 10 menit.

Meski begitu, amat disarankan ibu memiliki me time yang lebih panjang jika memang memungkinkan. Contohnya pergi ke salon, bertemu dan ngobrol bersama teman-teman, nonton bersama pasangan, atau membaca buku.

"Frekuensinya disesuaikan dengan kondisi tiap ibu yang pada dasarnya berbeda. Jika bisa seminggu sekali dilakukan tentunya akan menyenangkan. Jika tidak mungkin ya dilakukan dua minggu sekali. Atau minimal satu bulan sekali," pungkas Wita yang juga praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI ini.

Baca juga: Daftar Dampak Buruk yang Bisa Terjadi Akibat Stres Saat Hamil (rdn/vit)

Berita Terkait