Alasannya, memberikan terlalu banyak asupan protein juga justru dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan anak.
Menurut peneliti Prof Yvan Vandenplas dari Universitair Ziekenhuis Brussel, Belgia, protein merupakan makronutrien yang sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Pemilihan jenis dan jumlah protein yang tepat menurut Prof Yvan juga tak kalah penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asupan yang terlalu rendah bisa bikin risiko malnutrisi dan gangguan pertumbuhan. Tapi kalau terlalu banyak juga tidak baik untuk anak. Hal ini bisa meningkatkan risiko obesitas, hipertensi dan gangguan metabolisme," ungkap Prof Yvan dalam seminar media 'Nutrition for Long Term Health: The Role of Protein' yang diselenggarakan di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Ia juga menuturkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sangat bergantung pada kecukupan asupan makronutrien dan mikronutrien lain. Namun seberapa banyak yang sesuai, bergantung pada kondisi kesehatan si anak itu sendiri.
"Protein misalnya, terlalu sedikit tidak baik, terlalu banyak juga tidak baik. Jadi berapa banyak baiknya? Ya bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing anak, bisa dikonsultasikan pada dokter. Dilihat pertumbuhannya sudah baik atau belum," imbuhnya.
Selain mencari jumlah yang tepat, kualitas protein yang diberikan pada anak juga harus baik. Sebab selain untuk tumbuh kembang, protein juga berguna untuk membentuk dan mempertahankan kepadatan tulang, serta menekan risiko munculnya penyakit degeneratif di masa yang akan datang.
Baca juga: ASI Belum Keluar, Bayi Baru Lahir Harus Puasa Dulu?
(ajg/up)











































