Andalkan Gadget untuk Tenangkan si Kecil yang Rewel, Apa Dampaknya?

ADVERTISEMENT

Andalkan Gadget untuk Tenangkan si Kecil yang Rewel, Apa Dampaknya?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 28 Sep 2016 08:11 WIB
Foto: thinkstock
Jakarta - Mendengar si kecil yang rewel dan terus menangis bisa saja membuat beberapa orang tua mencari jalan cepat untun mendiamkan buah hatinya: memberi anak gadget. Nah, bagaimana tanggapan psikolog soal hal ini?

"Tidak semestinya menjadikan gadget sebagai baby sitter anak supaya anak diam. justru yang lebih baik adalah banyak berinteraksi secara nyata dan melakukan stimulasi sensori motoriknya," kata psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi.

Terutama pada anak di bawah usia 2 tahun, interaksi nyata dan memberinya stimulasi sensori motorik penting dilakukan. Karena di usia itu, area sensori motorik harus banyak distimulasi. Aktivitas fisik dan interaksi secara langsung bisa dilakukan misalnya melalui kegiatan bernyanyi dan bermain.

Sementara, pada balita, stimulasi yang diberi bisa berupa permainan sensori dan dapat dilakukan di rumah. Contohnya, ajak anak bermain water beads, main bola, dan sebagainya. Hal itu disampaikan Ratih di sela-sela live chat 'Era Digital dan Pertumbuhan Anak' yang digelar detikHealth dan detikForum di Kantor Detikcom, Jl Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, Selasa (27/9/2016).

Dalam keseharian, memang gadget terkadang bisa menjadi hiburan bagi anak. Namun, menurut Ratin memberi hiburan pada anak kurang tepat jika dengan memberinya gadget. Ia mengatakan, anak membutuhkan waktu bermain yang nyata dan melakukan interaksi.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak Diizinkan Memiliki Gadget Sendiri?

"Supaya apa? supaya bisa sekalian menstimulasi aspek perkembangan lain anak," ujar pemilik akun twitter @ratihyepe ini.

Dalam studi yang diterbitkan di Journal Pediatrics, instruktur pediatrik klinis di Boston University School of Medicine, Dr Jenny Radesky mengatakan ketika orang tua menyodorkan gadget saat anaknya menangis, si anak memang kemudian diam. Tapi, menurut Jenny, coba perhatikan bahwa anak justru asyik dengan kegiatannya.

Nah, di waktu berikutnya, bukan tak mungkin orang tua justru kewalahan karena anak tidak bisa diam jika tidak diberi gadget. Ia menambahkan, jika gadget dijadikan alat utama untuk menenangkan atau mengalihkan perhatian anak, mereka akan kesulitan untuk mengembangkan kemampuan regulasi dirinya.

Ketika anak tergantung pada gadget, termasuk televisi, hal tersebut akan membuat perkembangan bahasa dan keterampilan sosial anak menurun. Termasuk juga keterampilan empati, bergaul, memecahkan masalah, kemampuan menjelajah, serta berinteraksi dengan teman sebaya.

"Meski anak langsung diam jika diberi gadget, mereka akan kurang terlatih untuk mengatur emosinya dan mengutarakan apa yang ia mau secara verbal kepada orang tuanya. Tapi, bukan berarti anak tak boleh dikenalkan dengan gadget," tambah Radesky.

Baca juga: Anak-anak Main Gadget, Bermanfaat Sekaligus Ada Bahayanya

(rdn/vit)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT