Seperti yang dialami salah satu pembaca detikHealth, Indy. Kebetulan, sehari-hari putranya yang berusia 2 tahun dititipkan di day care. Beberapa kali, saat dijemput, putra Indy menangis sesenggukan. Padahal, menurut gurunya, tadinya putra Indy ceria-ceria saja.
"Kalau gitu biasanya saya peluk aja terus dialihkan ke hal-hal lain, misalnya lihat cicak, dan lain-lain. Pas saya peluk saya biasanya sambil bilang 'Kenapa nak kangen ya, kan tadi mama kerja. Kalau mama kerja, adik main ya sama teman-teman. Nanti di rumah dia suka ngulang-ngulang sendiri, mama kerja, adik main, jangan nangis ya'," tutur Indy.
Hal berbeda dialami ibu dua anak bernama Tika (38). Ketika ia pulang kerja, anak sulungnya yang berusia 13 tahun sesekali suka menggoda adiknya yang berusia 7 tahun sampai menangis. Padahal, pengasuh memberi tahu jika seharian tadi si sulung dan adiknya rukun-rukun aja.
"Saya kesal juga sih kadang lagi capek, terus si kakak bikin ulah. Kalau gitu saya tanya kenapa dia ngisengin adiknya. Ternyata dia jawab seharian tadi kesal sama adiknya. Ya akhirnya saya kasih tahu saja, saya nasihati," kata Tika.
Baca juga: Ketika Ibu Dinyinyiri karena Bekerja ataupun Resign Setelah Punya Anak
Nah, ketika anak bertingkah seperti menunjukkan rasa kangen atau melakukan hal yang membuat sang ibu sebal, apakah benar tanda anak nyaman dengan sang ibu sehingga ia tak perlu 'jaga image' alias jaim?
Menurut psikolog Wikan Putri Larasati, MPsi, Psikolog dari Biro Psikologi Castra Tangerang, memang ada penelitian bahwa bayi ketika ada ibu justru lebih sering menabgis dibanding saat tidak ada ibunya. Dikatakan Wikan, hal itu memang terjadi secara alami di mana anak jadi lebih manja jika ada ibunya.
"Nah, kalau anak jadi lebih bertingkah saat ada ibunya, ada betulnya bahwa itu tanda dia sudah nyaman dengan ibu. Artinya, bagi si anak ibu adalah sosok yang aman kalau dia menunjukkan sosok aslinya, jadi anak nggak perlu jaim lagi kayak pas lagi nggak ada ibunya," tutur Wikan saat berbincang dengan detikHealth, Selasa (18/10/2016).
Namun, Wikan mengingatkan bukan berarti jika ibu bisa jadi sosok yang nyaman bagi anak, lantas anak didiamkan saja jika ia bertingkah. Menurut Wikan, jangan sampai hal itu menjadi alasan orang tua untuk membiarkan perilaku si anak.
"Prinsipnya biarkan anak merasa nyaman dengan ibu tapi tetap kasih tahu bagaimana seharusnya ia berperilaku. Misalnya ingin sesuatu, ya dengan bicara ke ibunya, bukan dengan tantrum atau nangis-nangis," tambah Wikan.
Baca juga: Ini Penyebab Anak-anak Mudah Ngambek dan Marah Saat Keinginan Tak Dituruti
(rdn/up)