Terkait hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dalam laporannya bahwa kini iklan-iklan makanan tak sehat mulai mengincar anak tak hanya dari televisi dan media cetak tapi juga dari aplikasi di smartphone. Selain itu para video blogger yang dianggap lebih berpengaruh juga beberapa sengaja dibayar untuk mempromosikan merek makanan tertentu.
Manajer program nutrisi, aktivitas fisik, dan obesitas untuk WHO Dr Joao Breda mengatakan dunia digital berkembang dengan cepat sehingga orang tua serta pemerintah juga harus bisa beradaptasi. Peraturan yang ada di sebagian besar negara menurut Joao masih gagal mengikuti evolusi bagaimana orang-orang mengonsumsi media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa aplikasi diketahui bahkan mengumpulkan data anak. Berapa usia mereka, lokasi, dan hal-hal favoritnya untuk kemudian digunakan jadi target iklan makanan junk food.
"Iklan mulai berubah ke dunia digital dan kami tahu bahwa peraturan yang ada sekarang masih banyak celahnya tak bisa melindungi kepentingan anak-anak. Kami pikir ini adalah sesuatu yang besar tapi para orang tua belum paham, mereka tak mengerti bahwa anaknya terpapar," kata Joao seperti dikutip dari BBC, Senin (7/11/2016).
"Anda bahkan bisa beragumentasi bahwa ini dampaknya lebih berbahaya dari iklan di televisi," lanjut Joao.
Beberapa negara seperti Inggris memang sudah memiliki peraturan khusus yang melarang ada iklan junk food di saluran televisi anak. Tapi itu pun dinilai belum cukup untuk melindungi anak-anak.
Baca juga: Hobi Makan Junk Food Saat Remaja, Waspada Risiko Kanker Payudara Mengintai
Konsultan gizi Jansen Ongko beberapa waktu lalu menuturkan junk food merupakan kelompok makanan yang minim gizi, vitamin dan mineral. Asupan ini juga tinggi kalori, dari lemak dan gula.
"Junk food ini karena teknologi jadi bisa bikin ketagihan. Diciptakan juga junk food dengan rasa-rasa unik, ini bisa bikin lidah tertipu. Makin sering makan junk food, makin susah Anda berhenti mengonsumsinya," papar Jansen.
Terkait konsumsi junk food, peneliti dari University of Maryland School of Medicine menyebutkan bahwa remaja wanita yang terlalu sering mengonsumsi junk food, memiliki risiko yang lebih besar terhadap kanker payudara. Peneliti menjelaskan bahwa pada masa remaja, jaringan payudara merupakan area yang paling sensitif terhadap paparan efek konsumsi junk food. Sebab pada masa itu, payudara sedang berkembang dan mengalami perubahan struktural.
(fds/vit)











































