Penting! Anak yang Kena Asap Rokok Lebih Rentan Kena Pneumonia

Penting! Anak yang Kena Asap Rokok Lebih Rentan Kena Pneumonia

Masnur Diansyah - detikHealth
Minggu, 27 Nov 2016 10:36 WIB
Penting! Anak yang Kena Asap Rokok Lebih Rentan Kena Pneumonia
(Foto: Getty Images)
Bandung - Salah satu penyebab terjadinya pneumonia terhadap anak balita di bawah 5 tahun adalah dari asap rokok. Asap rokok, salah satu faktor yang biaa membuat pernapasan dalam diri anak menjadi masalah dan menimbulkan gejala pneumonia.

Diungkapkan oleh dr Nastiti Kaswandani, SpA(K), Ketua UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jika anak yang terpapar asap rokok itu empat kali lebih tinggi mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Jadi kalau dibandingin anak yang terpapar sama yang tidak terpapar, yang anak terpapar rokok itu empat kali lebih tinggi perawatan di rumah sakit karena masalah pernapasan dibandingkan dengan yang tidak. Tentu ini salah satu yang paling berpengaruh," kata Nastiti saat ditemui dalam acara peringatan Hari Pneumonia Dunia, di Hotel Crown Kota Bandung, Sabtu (26/11/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga bukan hanya orang yang mengonsumsi rokoknya saja yang rugi, orang sekitarnya pun mengalami hal yang sama. Yang kedua, kata Nastiti, anak yang kena asap rokok itu tiga kali lebih banyak mendapatkan rawat inap di rumah sakit.

"Makanya berhentilah merokok. Percuma meskipun merokok itu di depan rumah dengan pintu tertutup asap rokok pasti akan menempel di baju, tangan, leher, itu kalau gendong anak kan kena juga," kata dia.

Baca juga: Lebih dari 800 Ribu Anak Indonesia Terserang Pneumonia Sepanjang 2016

Lalu bagaimana sebaiknya jika anak memiliki orang tua perokok, saat ingin menggendong bayinya?

"Sebaiknya mandi, ganti baju baru gendong anaknya. Kalau di luar negeri itu ada aturan di mana kalau mobil taksi terus sopirnya merokok itu tidak boleh membawa penumpang selama satu sampai dua jam, sampai asap bau rokok itu hilang," tuturnya.

Nastiti menjelaskan, pneumonia terjadi akibat terserang pneumokokus. Kuman ini kerap ditemukan secara normal pada daerah hidung dan tenggorokan. Penularannya melalui bersin, batuk dan berbicara.

"Penyebab terjadinya pneumonia karena adanya pneumokokus itu penyebab paling tinggi yakni 50 persen dibandingkan dengan influenza sebesar 20 persen dan Virus 30 persen," ungkapnya.

Nastiti mengajak kepada para orang tua, mahasiswa, pemuka masyarakat dan seluruh lapisan warga untuk bersama-sama melakukan pencegahan dan penanggulangan pneumonia pada balita.

"Karena ini penyakit infeksi penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia. Termasuk permasalahan di Indonesia," tutupnya.

Baca juga: Napas Anak Berbunyi 'Grok-grok', Perlukah Dikhawatirkan? (vit/vit)

Berita Terkait