Menurut ketua Prematur Indonesia, dr Agung Zentyo Wibowo, ketika anak lahir preamtur, maka orang tua mesti melakukan deteksi dini. Dengan deteksi dini, masalah pada tubuh bayi bisa diketahui dan ditangani lebih cepat.
Tak lupa, penting bagi orang tua untuk melakukan stimulasi dini. Jadi, stimulasi pada si bayi tidak harus dilakukan setelah hasil pemeriksaan kesehatan si bayi keluar. Mengelus-elus, menyentuh, serta mengajak bicara bayi menurut dr Agung sudah jadi stimulasi sederhana yang bisa dilakukan orang tua.
"Posisikan saja untuk stimulasi, walaupun belum kelihatan ada masalah atau tidak. Bahkan sejak baru lahir juga sudah bisa dilakukan stimulasi," ucap dr Agung kepada detikHealth usai acara World Premature Day: Optimalisasi Tumbuh Kembang Bayi Prematur di aula Gedung G Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, baru-baru ini.
Baca juga: Kenali, Ini Salah Satu Masalah yang Bisa Dialami Bayi Prematur
Hal selanjutnya yang penting dilakukan orang tua yakni membawa anak ke fisioterapis atau dokter saraf. Tujuannya agar anak mendapat stimulasi maupun rehabilitasi tambahan. Sehingga, diharapkan ketertinggalan perkembangan bayi prematur bisa dikejar.
Lantas, jenis stimulasi apa saja yang bisa dilakukan ayah dan ibu di rumah? Menurut dr Agung, hal sederhana seperti sentuhan ringan pada tubuh bayi sudah termasuk stimulasi sensorik untuk otak bayi. Dengan mendapat sentuhan ringan, bayi akan merasakan gerakan di tubuhnya kemudian mengenali gerakan tersebut.
Kemudian, ada stimulasi lain yang bisa diberi pada si kecil yang disesuaikan dengan usianya. Misalnya saja mengajak anak berlatih berbaring, membalikkan badan, berguling, atau melakukan permainan mata seperti bermain cilukba.
"Ya intinya ngajak anak berinteraksi itu jauh lebih bagus daripada diabaikan. Jadi anak diajak bermain atau ngobrol, itu semua kan masuk dari semua panca indra," kata dr Agung.
Baca juga: Ini Alasannya Mengapa Bayi Prematur Butuh Asupan ASI yang Cukup
(rdn/vit)