Agar si sulung dan adiknya tak saling iri, psikolog anak dari Klinik Tiga Generasi Anastasia Satriyo MPsi, Psikolog mengatakan penting bagi orang tua untuk melihat kebutuhan anak saat itu apa. Sebab, masing-masing anak di usia berbeda, memiliki kebutuhan yang berbeda.
Wanita yang akrab disapa Anas ini mencontohkan misalnya anak usia 5 dan 3 tahun. Di usia 5 tahun, anak sudah banyak omong dan sudah mulai sekolah. Bisa saja, kebutuhan si anak adalah ceritanya didengarkan. Sementara si adik yang belum bisa banyak omong, lebih senang diajak bermain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sering Membandingkan Adik dengan Kakak Efeknya Bisa Seumur Hidup
Ia mencontohkan, ketika si kakak sedang ingin bercerita atau mengajak ibu mengobrol, maka ladeni saja. Tapi sebelumnya beri tahu anak bahwa nanti di jam tertentu sang mama harus memandikan adiknya dulu. Dengan begitu, anak mendapat warning sehingga dia tidak ditinggal begitu saja.
Menurut Anas salah satu hal yang kerap membuat anak marah adalah tidak adanya 'persiapan' akan ditinggal sejenak oleh ibunya, karena sang ibu tifdak menginfokan hal itu lebih dulu. Kemudian, perhatikan juga ritual tidur pada si kakak dan adik.
Berangkat dari pengalamannya, Anas mengatakan seringkali kakak tidak merasa disayang oleh ibunya karena sang ibu tidur dengan sang adik. Sehingga, perlu ada aturan di mana sang adik ditidurkan lebih dulu mengingat anak yang lebih kecil umumnya lebih mudah tidur.
"Setelah itu mamanya yang tidur dengan kakaknya, ibaratnya ngelonin kakaknya. Jadi si kakak ini merasa mamanya nemenin dia. Dengan kata lain, kita juga mesti baca situasi mana dulu nih yang mesti di-handle," kata Anas yang juga praktik di Klinik Petak Pintar, Mampang.
Baca juga: Saat Anak Lekat dengan Jaketnya, Sampai-sampai Tak Mau Jaketnya Dicuci
(rdn/vit)











































