Nah, dalam menyikapi kabar simpang siur yang bisa saja hoax, ada beberapa hal yang bisa dilakukan para orang tua. Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan terutama orang tua terlebih para ibu perlu lebih teliti berita apa yang hendak mereka percaya.
"Sumbernya jadi bukan kata siapa atau dari siapa. Terus kemudian orang tua nggak perlu panik. Karena kalau panik, rational thinking-nya mandek," kata Ratih saat berbincang dengan detikHealth, Kamis (9/2/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Kabar Hoax Soal Anak-anak yang Sempat Hebohkan Dunia Maya
"Biasanya sih ibu ya yang lebih panik kalau ada kabar hoax karena kan ibu lebih emotional thinking. Kalau bapak umumnya lebih logis, lebih tenang meskipun ada juga bapak-bapak yang panikan," tambah Ratih.
Foto: thinkstock |
Kabar hoax yang beredar bukan tak mungkin juga diketahui oleh anak. Sehingga, Ratih menekankan penting bagi orang tua untuk mengajak anak mencari fakta. Jangan lupa, ajari anak untuk tidak mudah menyebarkan informasi itu, jika belum terkonfirmasi.
"Saat kita baca sesuatu, kalau sumbernya nggak jelas, itu sebetulnya peringatan lho buat kita. Tapi, dengan begitu bukan berarti kita nggak waspada ya. Misalnya terkait hoax anak diculik lalu organnya diambil, tetap penting mengajari anak untuk berhati-hati, tidak mudah percaya dengan orang asing," tambah Ratih.
Sementara, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Ri, dr Anung Sugihantono MM mengatakan ketika masyarakat termasuk para orang tua mendapat informasi yang belum jelas kebenarannya, lakukan check dan recheck.
Jika itu terkait isu kesehatan, jangan lupa komunikasikan dengan fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan di lingkungan terdekat. Jika diperlukan, masyarakat bisa mempelajari informasi tersebut secara konstruktif dengan mencari sumber-sumber yang memang kredibel.
"Check dan recheck semuanya. Misal saya dapat info dari kamu, saya cek dulu kebenarannya. Atau, kirim balik saja ke orang tersebut dan tanyakan sudah benar belum info itu. Kan pasti ada respons toh," kata dr Anung.
Baca juga: Anak Menangis Terus-menerus? Jangan Panik dan 'Guncang' Anak, Ini Tipsnya
(rdn/vit)












































Foto: thinkstock