Diungkapkan psikolog anak dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima MPsi., Psikolog, secara teori di usia 18 bulan anak sudah bisa memilih karena dia sudah memiliki inisiatif. Terlebih, di usia 18 bulan anak sudah mulai bisa mengucapkan kata-kata yang memang belum jelas.
"Di atas usia 1 tahun, anak udah bisa lho ditanya mau ini atau itu. Ya, walaupun respons dia cuma nunjuk atau bilang 'hu hu' aja. Tapi dia tahu dia bisa milih," tutur Saskhya saat berbincang dengan detikHealth.
Dengan kata lain, lanjut Saskhya, secara alami di usia 18 bulan anak sudah bisa menentukan pilihan. Bahkan, sebelum usia itu pun sebenarnya sikap menentukan pilihan sudah bisa ditunjukkan anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atau dia maunya digendong sama siapa, secara nggak langsung itu kan anak sudah belajar menentukan pilihannya," tambah Saskhya.
Baca juga: Kata Psikolog Soal Anak yang Mesti 'Dikerasi' Agar Nurut pada Orang Tua
Sebagai orang tua, penting untuk menghargai pilihan anak. Untuk anak baduta, menghargai pilihan mereka bisa diwujudkan melalui hal sederhana. Contohnya ketika anak dibolehkan membawa tas saat pergi walaupun itu hanya berisi mainan yang disenanginya. Tapi, berat tas bawaan juga perlu disesuaikan dengan kemampuan anak.
Untuk anak yang lebih besar, Ayah dan Ibu bisa melatihnya berani mengungkapkan 'suaranya' dalam memilih. Contoh sederhana ketika anak diminta memilih makanan saat jalan-jalan ke mal. Memang, dikatakan Saskhya ada anak yang cepat memilih tapi ada pula yang lambat memilih.
"Kalau begitu (anak lambat memilih) coba arahkan anak. Jangan orang tuanya nggak sabar, buru-buru akhirnya dipilihin aja. Ada beberapa klien saya yang anaknya milih nggak boleh karena dibilang itu ngebosenin," tutur Saskhya.
"Akhirnya sampai besar dia dependent dan karena takut dimarahin mamanya jadinya terserah mamanya aja, ngikutin terus mau ibunya aja," kata Saskhya.
Baca juga: Anak yang Percaya Diri Lalu Berubah Jadi Pemalu, Kenapa Ya? (rdn/vit)











































