Bicara soal menyapih si kecil, ada beberapa pertanyaan yang kerap dilontarkan ibu. Apa saja ya? Simak pemaparannya di sini beserta jawabannya, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber berikut ini.
Baca juga: Ekspresi Bahagia Ibu Saat Menyusui Tandem Ini Jadi Viral
1. Di usia berapa anak sudah bisa disapih?
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
"Intinya anak jangan dipaksa, ibu juga harus siap. Kalau pas nyapih ibu masih nggak tega ya jangan disapih dulu, itu tandanya belum siap," tambah dr Tami.
WHO merekomendasikan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih. Jika di usia 2 tahun anak dan ibu sudah siap disapih, maka penyapihan sah-sah saja dilakukan.
2. Bagaimana cara tepat menyapih anak?
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
"Janganlah kalau pakai cara segala macam seperti mengoleskan sesuatu ke payudara ibu sampai seperti berdarah. Lebih baik kita pakai cara yang gentle lah ya. Kita ajak bicara 'kamu sudah besar, perlu mandiri, ini untuk persiapan adek dan sebagainya," tutur dr Yohmi
3. Bagaimana mempersiapkan anak yang akan disapih?
|
Foto: thinkstock
|
Kemudian, jangan lupa beri pujian saat anak mulai bisa tidur malam bisa tanpa rewel dan nyusu. Ayah juga bisa berperan dengan menemani anak tidur, memeluknya, atau menepuk-nepuk sebagai bentuk pengganti proses menyusu.
Sementara, dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan tanda anak sudah siap disapih misalnya dia udah mengerti kalau tidak minum ASI lagi, tidak harus tidur sambil menyusu misalnya. Intinya, anak sudah bisa lepas dari ASI.
4. Apa trik agar ibu bisa tega menyapih anak?
|
Foto: thinkstock
|
Sementara, psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi mengatakan perubahan mindset ibu perlu dimiliki. Ratih mengungkapkan, ibu jangan menganggap bahwa apa yang dilakukan ini adalah bentuk kekejaman pada anak. Tapi ini dilakukan supaya anak bisa lebih baik lagi.
"Kalau ibunya nggak siap terus, nanti anak bisa tidak mengalami perkembangan yang sesuai milestone-nya," kata Ratih.
5. Apa efeknya jika anak dipaksa disapih?
|
Foto: thinkstock
|
Sementara, dr Ni Wayan Ani Purnamawati, Sp.KJ mengatakan orang tua yang terlalu melarang anak menyusu akan tampak sebagai figur yang menakutkan dan membuat mereka merasa cemas. Dalam perkembangannya, anak tersebut menjadi tidak berdaya saat berhadapan dengan pihak luar yang memaksa. Cara-cara yang akan dianggap memaksa oleh anak antara lain mengoleskan biji mahoni agar puting terasa pahit.
"Berbohong dengan memasang plester dan mengatakan pada anak bahwa puting ibu sedang luka juga tidak baik. Cara-cara semacam itu sebisa mungkin dihindari. Jika pada usia tersebut anak selalu dipaksa dan diarahkan, ia akan tumbuh menjadi paranoid," kata dr Wayan.
Menurut dr Wayan, penyapihan bisa dilakukan secara bertahap dengan mulai mengurangi frekuensi menyusui pada usia 2 tahun. Perlahan-lahan, inisiatif untuk berhenti menyusu akan datang dengan sendirinya dari si anak.
6. Apa efeknya jika anak tak segera disapih?
|
Foto: thinkstock
|
Lagipula, seiring bertambahnya usia anak, anak sudah mendapat sumber nutrisi dari makanan lain. Kemudian, anak juga makin banyak beraktivitas dan lambat laun secara otomatis frekuensi menyusunya berkurang. Di atas usia 2 tahun, jika nutrisi anak terpenuhi dengan baik, frekuensi menyusunya paling-paling hanya 3 sampai 5 kali.
"Dari aspek nutrisi dikatakan bahwa ASI masih terus menyiapkan zat gizi pokok meski sudah lewat usia 1 tahun terutama protein, lemak, dan vitamin. Kemudian asam lemak untuk fungsi otak dan zat-zat untuk pertahanan tubuh. Menyusui bisa dilanjutkan selama ibu dan anak menginginkannya. Menyusui di atas usia 1 tahun adalah hal yang normal. Sampai anak usia 3 tahun menyusui masih boleh," kata dr Wi.











































