Jangan Dibiarkan! Flu dan Batuk Saat Hamil Bisa Timbulkan Infeksi di Rahim

Jangan Dibiarkan! Flu dan Batuk Saat Hamil Bisa Timbulkan Infeksi di Rahim

- detikHealth
Selasa, 01 Apr 2014 07:08 WIB
Jangan Dibiarkan! Flu dan Batuk Saat Hamil Bisa Timbulkan Infeksi di Rahim
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Meski terlihat sepele, flu dan batuk yang dibiarkan berlama-lama juga bisa mengganggu aktivitas, tak terkecuali pada ibu hamil. Namun, seringkali ibu hamil cenderung membiarkan flu dan batuknya karena takut berakibat buruk pada janinnya.

Dijelaskan dr Hari Nugroho SpOG, jika sakitnya hanya batuk atau pilek tidak terlalu masalah, selama si ibu mendapat istirahat cukup dan mengurangi paparan yang mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh. Tetapi jika dalam waktu dua hingga tiga hari tidak membaik, segeralah temui dokter.

Sebab jika flu atau batuk didiamkan saja, maka si ibu pasti tidak nyaman dan bisa berujung pada stres. Efek lain yang bisa terjadi adalah infeksi yang bisa meluas dan berefek buruk pada bayi. Nah, infeksi pada janin sumbernya bisa bermacam-macam, baik dari bawah (vagina) maupun dari darah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Infeksi pada rahim yang dikenal sebagai chorioamnionitis bisa menyebabkan beberapa masalah pada janin, seperti kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, hingga kematian dalam rahim," terang dr Hari saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Selasa (1/4/2014).

Lebih lanjut, dokter yang berpraktik di RSUD dr Soetomo Surabaya ini mengatakan flu dan batuk sebetulnya bukan merupakan diagnosa penyakit, melainkan gejala dari berbagai macam penyakit.

Flu dan batuk sering terjadi karena sistem kekebalan tubuh menurun, baik karena kelelahan, stres secara psikologis, atau kurang nutrisi. Nah, pertolongan pertama yang bisa dilakukan ibu adalah istirahat serta menghindari faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh.

"Dalam kasus normal, hal ini akan sembuh sendirinya dalam dua atau tiga hari. Untuk konsumsi obat, wanita hamil memerlukan pertimbangan khusus dalam pemberian obat karena obat yang diminum ibu bisa masuk juga ke dalam janin," papar dr Hari.

Risiko obat untuk janin dikatakan dr Hari terbagi menjadi enam mulai dari golongan A yang paling ringan, berurutan ke golongan paling buruk yaitu B, C, D, X dan terakhir golongan N yang berarti belum dilakukan penelitian. Golongan A dan B relatif aman untuk dikonsumsi sendiri. Meski begitu, bukan berarti dokter mutlak tidak boleh memberi obat golongan X, misalnya obat kemoterapi.

"Apabila dibutuhkan dan berkaitan dengan nyawa, obat golongan X tetap diberikan ke ibu hamil walaupun berisiko untuk janin. Makanya disertai pengawasan ketat di rumah sakit. Tapi, untuk lebih amannya segera konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang hamil lalu sakit," tutur dr Hari.

(rdn/vit)

Berita Terkait