Cegukan pada janin bisa muncul di awal trimester pertama tapi umumnya cegukan itu muncul saat usia janin memasuki trimester kedua atau ketiga. Saat bayi cegukan, maka yang akan dirasakan si ibu adalah perutnya seperti kejang.
"Hampir semua wanita akan merasakan janinnya cegukan minimal sekali selama kehamilan atau bahkan lebih. Beberapa janin juga ada yang mengalami cegukan setiap hari atau dalam intensitas waktu tertentu," jelas R.Y. Langham, psikolog keluarga dari Capella University.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, cegukan janin bisa dilihat saat melakukan USG dengan bentuk gerakan ritmis atau 'melompat'. Langham mengingatkan bahwa cegukan bukan berarti janin merasa tidak nyaman. Sebab, dengan cegukan juga membantu janin mempersiapkan fungsi paru-parunya saat lahir dan membantu mengatur detak jantungnya selama trimester ketiga.
"Meskipun kadang janin cegukan karena tidak mendapat cukup udara. Jika perut ibu terasa kejang dalam wkatu lama, sebaiknya ia segera ke dokter untuk memeriksa kemungkinan kompresi tali pusat," papar Langham seperti dikutip dari Livestrong, Rabu (5/3/2014).
Kompresi tali pusat terjadi saat tali pusat melililt area di sekitar leher janin sehingga pasokan udara kosong. Denyut jantung janin juga meningkat dan aliran darah dari tali pusat ke janin menurun. Namun, kondisi ini menurut Langham sangat jarang terjadi.
"Saat mendekati waktu kelahiran, cegukan pada janin bisa terjadi sebagai bentuk refleksnya saat akan menyusu setelah lahir. Cegukan itu juga mencegah susu masuk ke paru-paru bayi," terang Langham.
(rdn/vit)











































