Menurut Dr Mark Green, ahli biologi reproduksi di University of Melbourne, wanita yang hamil di usia lebih tua memiliki risiko sedikit lebih tinggi mengalami masalah kehamilan seperti diabetes gestational, tekanan darah tinggi, dan bayi lahir mati. Tapi, Dr Green menekankan risiko ini masih rendah.
"Wanita yang hamil di atas usia 35 tahun, dua kali lebih mungkin memiliki kelahiran kembar dibanding wanita hamil yang usianya di bawah 35 tahun," terang Dr Green seperti dikutip dari ABC Australia, Jumat (9/5/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun, di beberapa wilayah kejadiannya sangat rendah sehingga tidak bisa benar-benar didapat statistik yang bisa diandalkan. Meski demikian, Carolan menegaskan wanita di atas usia 35 tahun pun dapat memiliki kehamilan yang sehat.
"Meskipun semua kehamilan berisiko, wanita yang usianya di atas 35 tahun, sebelum memutuskan untuk hamil, pastikan dalam kondisi sehat dan tidak memiliki masalah seperti diabetes dan darah tinggi, memiliki berat badan yang normal serta pola hidup yang sehat," tutur Carolan.
Pasalnya, wanita yang memiliki kelebihan berat badan secara signifikan lebih berisiko mengalami diabetes gestational ketimbang wanita yang lebih ramping dan lebih aktif secara fisik. Namun, jika memiliki penyakit seperti diabetes dan hipertensi, Carolan menyarankan untuk rutin kontrol ke dokter. Dengan begini, kondisi ibu selama hamil akan terus dipantau sehingga bisa dilakukan deteksi dan penanganan dini jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Terkait perubahan hormonal pada wanita di atas usia 35 tahun, dikatakan Dr Green fluktuasi hormon bisa mempengaruhi peluang terjadinya kehamilan kembar. Pasalnya, banyak wanita yang berpikir bahwa mereka telah memasuki masa menopause sehingga mulai tidak terlalu subur. Padahal, siklus menstruasi justru akan lebih teratur sebagai bentuk pendekatan menopause.
(rdn/vit)











































