Studi: Ibu Stres Saat Hamil Sebabkan Bayi Lahir Menangis Lebih Lama

Studi: Ibu Stres Saat Hamil Sebabkan Bayi Lahir Menangis Lebih Lama

- detikHealth
Selasa, 09 Sep 2014 08:35 WIB
Studi: Ibu Stres Saat Hamil Sebabkan Bayi Lahir Menangis Lebih Lama
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Tangisan bayi yang baru lahir terdengar bak nyanyian di telinga orang tuanya. Tangisan tersebut menandakan bayi lahir hidup dan selamat. Bahkan di beberapa daerah ada kepercayaan yang mengatakan bahwa bayi yang lahir dengan tangisan kencang akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat.

Periode tangis bayi ketika baru lahir memang berbeda-beda, ada yang satu jam, dua jam, bahkan ada juga yang tak sampai 30 menit. Nah, studi terbaru menemukan bahwa biasanya, tangisan bayi akan terjadi lebih lama jika ketika hamil si ibu sering merasa stres dan tegang.

Dikutip dari Jurnal Archives of Disease in Childhood, kanal ibu anak dari British Medical Journal, Selasa (9/9/2014), hormon stres yang timbul ketika ibu hamil tegang dan depresi dapat mempengaruhi bayi. Pakar menyebutkan bahwa hormon tersebut dapat menyeberangi plasenta (ari-ari) dan langsung berpengaruh terhadap otak janin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar pola asuh Dr Clare Bailey mengatakan bahwa ibu baru sangat mudah terjebak dalam siklus emosi negatif. Hal ini disebabkan oleh perasaan cemas untuk bayinya yang baru lahir. Semakin tegang si ibu, maka semakin sulitlah ia untuk menangkan anaknya yang sedang menangis.

"Jika si ibu merasa nyaman, rileks, dan percaya diri, maka mendiamkan anak yang menangis akan menjadi lebih mudah. Tapi pada ibu yang tegang dan cemas, mereka tidak akan mampu melakukannya karena bayi juga jadi merasa tegang melihat perilaku ibunya," tutur Bailey.

Penelitian dilakukan kepada 300 ibu yang sedang hamil. Para partisipan ditanyakan tentang riwayat kesehatan psikologi mereka, apakah mereka mudah merasa cemas, atau pernahkah mereka merasakan stres dan depresi ketika hamil.

Penelitian ini dilakukan semenjak ibu hamil tiga bulan hingga usia anak mencapai 16 bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa 10 persen ibu mengakui anaknya lahir dengan tangisan yang kencang dan lama hingga terasa melelahkan. 10 persen ibu juga mengaku bahwa sempat merasakan tegang, stres hingga depresi ketika hamil.

(mrs/vit)

Berita Terkait