Psikolog Debora Basaria menuturkan pada trimester pertama, yakni di awal pembentukan janin, pasti ada perubahan hormonal dalam diri seorang perempuan. Nah hal ini berdampak pada sensasi fisik seperti rasa mual, pusing, dan rasa tidak enak pada tubuh. Sensasi tidak menyenangkan inilah yang kemudian bisa berdampak pada kondisi emosi ibu.
"Itu makanya ada yang tidak nafsu makan atau malah ingin makan lebih banyak, mudah marah untuk hal-hal kecil, menjadi lebih sensitif dan ingin lebih diperhatikan. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari beberapa kondisi tersebut membuat ibu hamil lebih mudah lelah dalam bekerja, dan terkadang sulit berkonsentrasi," papar Debora dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (9/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi bisa dari ada tidaknya support dari keluarga, status sosial ekonomi, dan kondisi lingkungan di sekitar. "Ketika ada yang mengatakan ibu hamil menjadi lebih mudah marah karena bawaan bayi sebetulnya belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenaran tersebut. Kondisi emosi Ibu berfluktuasi selama kehamilan seperti saya sampaikan tadi bisa dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal ibu. Menurut saya statement karena bawaan bayi lebih diarahkan untuk kita bisa lebih menerima kondisi si ibu selama hamil yang memang mengalami perubahan," tutur Debora.
Pendapat senada disampaikan psikolog Maria, M.Psi. "Kondisi emosi dan mood ibu hamil dipengaruhi oleh adanya perubahan hormon. Bukan karena bawaan bayi," ucapnya.
Nah, bagi Anda yang sedang hamil, perubahan hormon itu memang sesuatu yang alamiah untuk menjaga janin di rahim tetap aman dan sehat. Sangat penting untuk menyadari bahwa perubahan ini adalah normal. Dengan menyadari kenormalan ini, maka bisa membantu untuk me-manage emosi dengan lebih bijaksana dan efektif.
(vit/vit)











































