Ibu Terlalu Kurus Sebelum Hamil, Bayi Berisiko Lahir dengan Bobot Rendah

Ibu Terlalu Kurus Sebelum Hamil, Bayi Berisiko Lahir dengan Bobot Rendah

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 10 Jun 2015 12:13 WIB
Ibu Terlalu Kurus Sebelum Hamil, Bayi Berisiko Lahir dengan Bobot Rendah
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Kondisi berat badan ibu sebelum hamil berpengaruh pada kondisi si bayi yang dilahirkan. Sebab, indeks massa tubuh (IMT) yang rendah dan membuat ibu berstatus kurus meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.

Berdasarkan studi Kohor tumbuh kembang anak tahun 2014 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, ibu dengan status gizi kurus sebelum kehamilan, 3,6 kali lebih berisiko mengalami pertambahan berat badan kurang dari 12,5 kg seperti anjuran Institute of Medicine (IOM).

"Ibu yang mengalami kenaikan berat badan kurang dari 9,8 kg, lebih berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir di bawah 3 kg. Nah, bayi yang lahir di bawah 3 kg, berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM) 30%," kata peneliti senior Balitbangkes Dr Ir Anies Irawati, MKes, di kantor Balitbangkes, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Rabu (10/6/2015).

IMT pra hamil selain berpengaruh pada berat badan bayi saat lahir juga berpengaruh pada panjang badan bayi. Belum lagi, nutrisi terutama di kehamilan trimester pertama memegang peranan penting karena pada masa itu disebutkan Anies terjadi pembelahan. Pada wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm, risiko pertambaan berat badan di bawah 9,8 kg menjadi 3,4 kali.

Baca juga: Jadi Sering Mimisan Saat Hamil, Bahaya atau Tidak?

Studi Kohor dilakukan sejak tahun 2011 dan akan berjalan sampai 10 tahun ke depan di kota Bogor. Sampai tahun 2014, diperoleh responden 401 ibu hamil dan 403 anak. Hingga Mei 2015, terdapat 574 ibu hamil di mana 443 ibu sudah melahirkan. Sedangkan, 41 orang tidak lanjut berpartisipasi karena pindah domisili, 14 ibu mengalami keguguran, 17 bayi meninggal, dan responden yang tidak bersedia lanjut sebanyak 10 orang.

"Sejak trimester 1, sudah defisit energi. Energi yang dikonsumsi hanya 40% di trimester I, 60% di trimester II, dan 70% di trimester III. Sehingga, pertambahan berat badan saat hamil pun tidak bisa terkejar sampai di atas 100% karena pra hamil tekor defisit energinya sudah besar," tutur Anies.

Lebih lanjut, Anies mengatakan sebanyak 80% ibu di trimester 1, 2, dan 3 kekurangan energi dan protein dari angka kecukupan gizi. Sementara asupan vitamin A mereka tidak bermasalah, hanya saja kecukupan asam folat hanya 20-35%, Fe 17-38%, dan zinc 14-36,5%. Padahal, seperti diketahui, kekurangan asam folat, zinc, dan Fe bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan kurang.

Baca juga: Kenali, Faktor-faktor yang Bisa Bikin Wanita Keguguran

(rdn/vit)

Berita Terkait