"Cara menghindari ketuban pecah dini sangat sederhana. Sama seperti makrosomia dan janin batu, ibu harus memeriksakan kehamilannya secara rutin, melakukan screening kesehatan sebelum hamil dan sesudahnya," tutur dr M Nurhadi Rahman, SpOG dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (27/10/2015), pria yang akarab disapa dr Adi ini mengatakan ketika ketuban pecah dini, bukan berarti ibu harus melahirkan secara caesar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Adi, tergantung dari kondisinya. Jika air ketubannya habis, maka harus dilakukan operasi caesar. Tetapi, jika saat diperiksakan ke dokter air ketubannya masih ada, belum habis, bisa dilakukan persalinan secara normal, demikian diutarakan pemilik akun twitter @adirahmanog ini.
Dihubungi terpisah, dr Yassin Yanuar MIB, SpOG, MSc dari RS Pondok Indah mengingatkan ibu untuk lebih mengenali faktor risiko ketuban pecah dini. Termasuk keputihan pada masa kehamilan, menurut dr Yassin jangan diabaikan.
Ketika ibu mengalami ketuban pecah dini, kapan ibu bisa bersalin secara caesar atau normal? "Apabila bayi dan ibu memenuhi syarat, maka dapat dilakukan persalinan spontan," ucapnya. (rdn/up)











































