Nah, gejala solusio plasenta umumnya berupa nyeri pada perut terus-menerus, perut tegang, tidak ada gerakan bayi, kemudian ibu mengalami shock dan pucat. Demikian diungkapkan dr Irfan Mulyana Mustofa SpOG dari RSUD Leuwiliang Bogor. Lantas, bagaimana membedakan kontraksi palsu dengan kontraksi yang terjadi pada solusio plasenta?
"Kontraksi palsu, itu kan merupakan respons terhadap aktifnya gerakan bayi. Kontraksi palsu di trimester ketiga kehamilan terjadi secara sporadis dan punya ritme, sesekali berhenti lalu kontraksi lagi. Sedangkan, pada solusio plasenta tegangnya terus-menerus dan tidak ada istirahatnya," tutur dr Irfan dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (26/11/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Solusio Plasenta, Komplikasi Kehamilan ketika Plasenta Lepas dari Rahim
Tapi, jika yang terlepas bagian tengah, dikatakan dr Irfan, darah justru tidak bisa keluar. Nah, bisa dilihat tanda klinis di mana ibu pucat, shock, tapi tidak mengalami perdarahan. Dikatakan dr Irfan, seringkali jika bagian tengah plasenta yang terlepas lebih dulu, tidak disertai perdarahan. Toh ada pun hanya sedikit.
"Umumnya, jika 50 persen plasenta sudah lepas bisa berpengaruh ke bayi di mana bayi bisa stres sampai meninggal karena plasenta memang sumber pasokan nutrisi dan oksigen pada bayi," tutur dr Irfan.
Dihubungi terpisah, dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan selain perdarahan, nyeri perut atau punggung yang makin lama makin hebat, dan rahim terasa keras, semakin lama pasien juga terlihat semakin pucat karena perdarahan mengakibatkan anemia.
"Pada keadaan yang semakin parah, karena perdarahan yang makin banyak, pasien bisa menurun kesadarannya hingga pingsan," katanya.
Baca juga: Perhatikan Letak Plasenta Janin Saat Hamil
(rdn/vit)











































