Ya, hamil dalam kondisi underweight atau berat badan terlalu kurus biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan. Namun untuk menghindari 'kebablasan' menjadi kegemukan, konsultasi gizi dengan ahlinya dianggap penting.
Biasanya dokter akan membuat rekomendasi yang berbeda berdasarkan pada situasi pribadi Anda. Hal ini terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dokter yang praktik di RS Permata Depok tersebut juga mengatakan bahwa pertambahan berat badan yang rendah selama kehamilan juga berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian janin dan bayi sebesar 1,45 kali dan 1,28 kali.
Nah, untuk meminimalkan risiko tersebut, tentu pertambahan berat badan yang ideal menjadi kunci utamanya. Namun ingat, pilih-pilih makanan yang tepat juga penting. Ini supaya pertambahan berat badan yang terjadi tak 'kebablasan'.
Seperti dikutip dari Baby Center, dianjurkan para ibu hamil untuk tidak mengandalkan suplemen vitamin saja sebagai asupan nutrisi, tetapi juga dari asupan makanan-makanan utuh.
Sebagai contoh, Anda bisa menambahkan selai kacang atau keju untuk tambahan asupan protein di menu sarapan pagi hari. Untuk asupan lemak sehat, Anda juga bisa memilih menu seperti alpukat atau segenggam kacang. Yoghurt, buah kering dan smoothie juga bisa menjadi pilihan camilan sehat bagi para ibu hamil. Lantas berapa peningkatan bobot wanita hamil yang normal?
"Tergantung dari Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh. Pada orang normal dengan BMI 18,5-24,9 kenaikannya 11,5 hingga 16 kg selama hamil," kata dr Hari Nugroho, SpOG, dari departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD dr Soetomo Surabaya.
Baca juga: Berat Badan Naik Terlalu Drastis Saat Hamil? Awas Kena Preeklampsia
(ajg/vit)











































