Profesor sekaligus kepala department of obstetrics, gynecology, and women's health di St. Louis University School of Medicine, Raul Artal, MD menuturkan ada beberapa olahraga yang sebaiknya tidak dilakukan ibu hamil. Trampolin dikatakan Artal tidak direkomendasikan karena adanya risiko ibu hamil jatuh saat melambungkan tubuhnya.
"Keseimbangan tubuh saat hamil tidak terlalu baik. Ditambah pula dengan tidak seimbangnya pusat gravitasi, maka ketika Anda melompat-lompat di trampolin, risiko ibu terjatuh lebih besar dan itu berbahaya bagi ibu juga bayi," tutur Artal, dikutip dari Fit Pregnancy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, mengekspos janin dengan suhu tinggi bisa menyebabkan hipertermia yang pada akhirnya dapat menyebabkan cacat lahir atau persalinan prematur. Selain itu, hot yoga juga membuat ibu berisiko dehidrasi. Olahraga yang melibatkan kontak dengan orang lain juga baiknya disetop selama ibu mengandung.
Baca juga: Ini Dia Caranya Agar Tetap Aktif Bekerja Meski Sedang Hamil
"Olahraga dengan adanya kontak dengan orang lain seperti tinju, sepak bola, futsal, hoki, atau basket mesti dihindari. Sebab, tak hanya cedera tapi juga bisa terjadi risiko pemisahan plasenta prematur dan komplikasi lain. Kontak dengan orang lain yang tak terprediksi pun berbahaya," tutur Artal.
Selama mengandung, sendi dan ligamen wanita menjadi lebih lentur. Sehingga, mengangkat beban yang terlalu berat bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sendi dan ligamen. Untuk itu, Artal tak menyarankan ibu hamil melakukan angkat beban. Namun, bagi mereka yang sudah terbiasa dan sudah berkonsultasi dengan dokter sebelumnya, boleh saja melakukan itu.
Dalam melakukannya, menurut Artal pun tak perlu ada penambahan beban yang diangkat. Selain itu, lakukan latihan dengan didampingi personal trainer yang bisa menyesuaikan porsi latihan dengan kondisi ibu yang sedang hamil. Kemudian, baiknya ibu hamil tidak melakukan latihan dengan intensitas tinggi.
"Peningkatan detak jantung yang terlalu cepat pasti tidak aman selama masa kehamilan. Nah, latihan intensitas tinggi bisa mengalihkan aliran darah dari organ dalam misalnya rahim ke otot. Akibatnya, pertukaran oksigen dan nutrisi untuk janin terganggu. Peningkatan detak jantung saat hamil selama beberapa menit mungkin tidak masalah, tapi jika terlalu lama, itu bisa bahaya," papar Artal.
Baca juga: Janin Bergerak Sangat Aktif di Rahim, Pertanda Hiperaktif?
(rdn/vit)











































