Sebentar Lagi, Keguguran Bisa Diprediksi dengan Tes Darah

Sebentar Lagi, Keguguran Bisa Diprediksi dengan Tes Darah

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 19 Mei 2016 07:55 WIB
Sebentar Lagi, Keguguran Bisa Diprediksi dengan Tes Darah
Foto: Thinkstock
Jakarta - Keguguran dapat terjadi pada siapapun. Akan tetapi sebagian besar berlangsung secara spontan dan tidak dapat dipastikan penyebabnya. Beruntung peneliti dari Inggris menemukan cara yang diklaim bisa jadi alat prediksi keguguran yang akurat.

Gagasan ini muncul setelah peneliti dari University of Sheffield menemukan sebuah protein yang ternyata berperan penting dalam perlekatan janin ke rahim. Protein yang dimaksud bernama Syncityn-1.

"Keguguran berulang nampaknya terjadi karena embrio tidak dapat menempel sedari awal, dan ini tidak dapat dilepaskan dari peranan Syncityn-1," ungkap peneliti, Harry Moore dari Centre of Stem Cell Biology.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kena Endometriosis, Risiko Keguguran dan Komplikasi Kehamilan Lebih Tinggi

Namun Moore meyakini, ditemukannya protein ini akan membantu dokter untuk memastikan apakah embrionya bisa melakukan implantasi atau 'menempel' ke rahim ataukah tidak.

"Tidak menutup kemungkinan kita bisa mengembangkan tes darah yang dapat mengidentifikasi kehamilan yang mungkin berisiko, bahkan hingga menentukan terapi yang tepat," lanjutnya seperti dilaporkan Telegraph.

Moore juga mengatakan, temuan ini dapat memberikan gambaran untuk memahami sejumlah komplikasi kehamilan, seperti sindrom gangguan pertumbuhan janin dan pre-eklampsia.

Baca juga: Setelah Keguguran, Kapan Waktu yang Tepat Mencoba Punya Anak Lagi?


Kepada detikHealth, dr Aryando Pradana,  SpOG dari RS Bunda Jakarta pernah menuturkan bahwasanya keguguran dapat dipicu oleh 3 faktor, baik dari ibu, ayah, ataupun bayi sendiri. Namun dari ketiganya, faktor kelainan kromosom pada bayi (faktor bayi) merupakan yang paling sering ditemukan, dengan angka insiden mencapai 55 persen.

"Kondisi keguguran berulang bisa disebabkan oleh adanya kelainan kromosom dari kedua pasangan, faktor kelainan anatomi dari rahim, faktor imunologis ibu, faktor hormon ibu atau faktor infeksi," ujar dokter yang akrab disapa dr Nando ini.

Menurut dia, cara mengatasi risiko keguguran adalah melakukan pemeriksaan kromosom kedua pasangan. Selain itu melakukan evaluasi anatomi dari rongga rahim dan pemeriksaan untuk menyingkirkan faktor penyebab lainnya. (lll/vit)

Berita Terkait