Risiko yang Bisa Terjadi Ketika Ibu Hamil Jalani Operasi

Risiko yang Bisa Terjadi Ketika Ibu Hamil Jalani Operasi

Puti Aini Yasmin - detikHealth
Minggu, 09 Okt 2016 11:03 WIB
Risiko yang Bisa Terjadi Ketika Ibu Hamil Jalani Operasi
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Banyak masalah medis yang bisa muncul ketika hamil, penanganannya pun bisa dilakukan dengan operasi. Namun jangan khawatir, studi baru-baru ini menyebutkan operasi yang dilakukan dalam keadaan hamil termasuk aman karena berisiko rendah.

Menurut Paul Aylin, peneliti sekaligus ahli epidemiologis dari Imperial College London di Inggris, memang untuk ibu hamil yang akan melakukan operasi sebaiknya mempertimbangkannya terlebih dahulu. Dalam artian apakah operasi tersebut betul-betul dibutuhkan atau tidak.

"Peneliti menggunakan data dari England's National Hospital untuk mengidentifikasi 6,5 juta kehamilan. Dari tahun 2002 sampai tahun 2012 termasuk 47.628 ibu yang menjalani operasi bedah non obstetric," tutur Aylin dikutip dari Foxnews.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti menemukan dalam 143 operasi, satu ibu dilaporkan mengalami keguguran. Selain itu, pada setiap 287 operasi ditemukan satu bayi yang lahir mati dan pada 31 operasi ditemukan satu bayi lahir prematur.

Baca juga: Dibanding yang Terencana, Operasi Caesar Darurat Lebih Bermanfaat bagi Bayi

"Sementara itu, ditemukan juga satu bayi lahir dengan berat badan yang kurang pada setiap 39 operasi dan satu kematian ibu pada 7.962 operasi," sambung Aylin.

Dilansir Annal of Surgery, peneliti menghitung peningkatan semua faktor risiko buruk pada ibu. Hasilnya, operasi non obstetri meningkatkan risiko keguguran sebesar 0,7 persen, bayi lahir mati 0,4 persen, dan kelahiran prematur 3,2 persen.

Sedangkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah meningkat 2,6 persen, risiko kelahiran dengan operasi caesar meningkat sebesar 4 persen, dan risiko kematian ibu meningkat 0,013 persen.

"Penting untuk mempertimbangkan alternatif yang paling aman. Tapi kalau itu sesuatu kondisi medis seperti usus buntu maka operasi mungkin jadi pilihan terbaik," kata dr Daniela Carusi, ginekolog dan direktur Obstetri Bedah di Brigham and Women's Hospital, Boston.

(rdn/up)

Berita Terkait