Faktor-faktor yang Pengaruhi Aktif atau Pasifnya Gerakan Janin

Faktor-faktor yang Pengaruhi Aktif atau Pasifnya Gerakan Janin

Puti Aini Yasmin - detikHealth
Sabtu, 07 Jan 2017 17:01 WIB
Faktor-faktor yang Pengaruhi Aktif atau Pasifnya Gerakan Janin
Foto: Thinkstock
Jakarta - Dapat merasakan gerakan bayi ketika dalam kandungan merupakan hal yang luar biasa bagi ibu. Meskipun, gerakan si kecil di dalam kandungan pun bermacam-macam.

Ada bayi yang aktif bergerak, tapi ada pula yang pasif. Ketika bayi yang pasif bergerak, situasi ini kadang menimbulkan kekhawatiran pada ibu terkait kondisi sang bayi.

Sebenarnya, ada bayi yang aktif dan pasif bergerak dipengaruhi pula oleh berbagai faktor. Apa saja? Simak pemaparannya seperti dirangkung detikHealth dari berbagai sumber berikut ini.

1. Kadar oksien rendah

Foto: Thinkstock
Oksigen merupakan hal yang penting dalam tubuh, termasuk ketika ibu dalam kondisi hamil. Nah, ketika kadar oksigen pada tubuh ibu rendah, kadar oksigen dalam tubuh bayi juga rendah dan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas.

"Sama seperti kita, kalau kurang oksigen jadi jarang gerak kan," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya dan RS Pendidikan Universitas Airlangga, dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG.

2. Usia kehamilan

Foto: Thinkstock
Semakin besar usia kehamilan, maka bayi juga akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena ukuran bayi yang terus berkembang menyebabkan makin penuhnya kandungan sehingga gerakan bayi berkurang.

Hal ini pun biasa dirasakan pada kehamilan yang lebih dari 40 minggu atau postterm. Ibu biasanya merasakan penurunan gerakan pada bayi yang tadinya aktif menjadi reaktif dari sebelumnya.

Baca juga: Janin Sehat Itu Tandanya Suka Nendang-nendang

3. Air ketuban

Foto: Thinkstock
Menurut dr Erza, air ketuban adalah air minum dan hasil buang air kecil (BAK) dari sang bayi. Nah, air ketuban ini juga memengaruhi pergerakan bayi dalam kandungan. Jika air ketuban dalam kandungan hanya sedikit maka bayi akan sulit bergerak.

4. Kondisi lingkungan

Foto: thinkstock
Bayi dapat aktif bergerak ketika kondisi lingkungan di sekitarnya terlalu gaduh misalnya ketika sang ibu makan. Hal ini terjadi karena janin bangun akibat suara pergerakan usus ketika ada makanan yang masuk ke dalam usus ibu.

Baca juga: Ini Caranya Agar Bayi Punya IQ Tinggi Sejak dalam Kandungan
Halaman 2 dari 5
Oksigen merupakan hal yang penting dalam tubuh, termasuk ketika ibu dalam kondisi hamil. Nah, ketika kadar oksigen pada tubuh ibu rendah, kadar oksigen dalam tubuh bayi juga rendah dan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas.

"Sama seperti kita, kalau kurang oksigen jadi jarang gerak kan," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya dan RS Pendidikan Universitas Airlangga, dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG.

Semakin besar usia kehamilan, maka bayi juga akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena ukuran bayi yang terus berkembang menyebabkan makin penuhnya kandungan sehingga gerakan bayi berkurang.

Hal ini pun biasa dirasakan pada kehamilan yang lebih dari 40 minggu atau postterm. Ibu biasanya merasakan penurunan gerakan pada bayi yang tadinya aktif menjadi reaktif dari sebelumnya.

Baca juga: Janin Sehat Itu Tandanya Suka Nendang-nendang

Menurut dr Erza, air ketuban adalah air minum dan hasil buang air kecil (BAK) dari sang bayi. Nah, air ketuban ini juga memengaruhi pergerakan bayi dalam kandungan. Jika air ketuban dalam kandungan hanya sedikit maka bayi akan sulit bergerak.

Bayi dapat aktif bergerak ketika kondisi lingkungan di sekitarnya terlalu gaduh misalnya ketika sang ibu makan. Hal ini terjadi karena janin bangun akibat suara pergerakan usus ketika ada makanan yang masuk ke dalam usus ibu.

Baca juga: Ini Caranya Agar Bayi Punya IQ Tinggi Sejak dalam Kandungan

(rdn/vit)

Berita Terkait