Jakarta -
Dapat merasakan gerakan bayi ketika dalam kandungan merupakan hal yang luar biasa bagi ibu. Meskipun, gerakan si kecil di dalam kandungan pun bermacam-macam.
Ada bayi yang aktif bergerak, tapi ada pula yang pasif. Ketika bayi yang pasif bergerak, situasi ini kadang menimbulkan kekhawatiran pada ibu terkait kondisi sang bayi.
Sebenarnya, ada bayi yang aktif dan pasif bergerak dipengaruhi pula oleh berbagai faktor. Apa saja? Simak pemaparannya seperti dirangkung detikHealth dari berbagai sumber berikut ini.
1. Kadar oksien rendah
Foto: Thinkstock
|
Oksigen merupakan hal yang penting dalam tubuh, termasuk ketika ibu dalam kondisi hamil. Nah, ketika kadar oksigen pada tubuh ibu rendah, kadar oksigen dalam tubuh bayi juga rendah dan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas.
"Sama seperti kita, kalau kurang oksigen jadi jarang gerak kan," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya dan RS Pendidikan Universitas Airlangga, dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG.
2. Usia kehamilan
Foto: Thinkstock
|
Semakin besar usia kehamilan, maka bayi juga akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena ukuran bayi yang terus berkembang menyebabkan makin penuhnya kandungan sehingga gerakan bayi berkurang.
Hal ini pun biasa dirasakan pada kehamilan yang lebih dari 40 minggu atau postterm. Ibu biasanya merasakan penurunan gerakan pada bayi yang tadinya aktif menjadi reaktif dari sebelumnya.
Baca juga: Janin Sehat Itu Tandanya Suka Nendang-nendang
3. Air ketuban
Foto: Thinkstock
|
Menurut dr Erza, air ketuban adalah air minum dan hasil buang air kecil (BAK) dari sang bayi. Nah, air ketuban ini juga memengaruhi pergerakan bayi dalam kandungan. Jika air ketuban dalam kandungan hanya sedikit maka bayi akan sulit bergerak.
4. Kondisi lingkungan
Foto: thinkstock
|
Bayi dapat aktif bergerak ketika kondisi lingkungan di sekitarnya terlalu gaduh misalnya ketika sang ibu makan. Hal ini terjadi karena janin bangun akibat suara pergerakan usus ketika ada makanan yang masuk ke dalam usus ibu.
Baca juga: Ini Caranya Agar Bayi Punya IQ Tinggi Sejak dalam Kandungan
Oksigen merupakan hal yang penting dalam tubuh, termasuk ketika ibu dalam kondisi hamil. Nah, ketika kadar oksigen pada tubuh ibu rendah, kadar oksigen dalam tubuh bayi juga rendah dan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas.
"Sama seperti kita, kalau kurang oksigen jadi jarang gerak kan," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya dan RS Pendidikan Universitas Airlangga, dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG.
Semakin besar usia kehamilan, maka bayi juga akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena ukuran bayi yang terus berkembang menyebabkan makin penuhnya kandungan sehingga gerakan bayi berkurang.
Hal ini pun biasa dirasakan pada kehamilan yang lebih dari 40 minggu atau postterm. Ibu biasanya merasakan penurunan gerakan pada bayi yang tadinya aktif menjadi reaktif dari sebelumnya.
Baca juga: Janin Sehat Itu Tandanya Suka Nendang-nendang
Menurut dr Erza, air ketuban adalah air minum dan hasil buang air kecil (BAK) dari sang bayi. Nah, air ketuban ini juga memengaruhi pergerakan bayi dalam kandungan. Jika air ketuban dalam kandungan hanya sedikit maka bayi akan sulit bergerak.
Bayi dapat aktif bergerak ketika kondisi lingkungan di sekitarnya terlalu gaduh misalnya ketika sang ibu makan. Hal ini terjadi karena janin bangun akibat suara pergerakan usus ketika ada makanan yang masuk ke dalam usus ibu.
Baca juga: Ini Caranya Agar Bayi Punya IQ Tinggi Sejak dalam Kandungan
(rdn/vit)