Kondisi ini disebut oleh dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG sebagai early pregnancy loss atau keguguran spontan. Biasanya terjadi saat usia kehamilan masih di bawah 13 minggu.
"Hal ini terjadi karena kegagalan implantasi embrio pada rahim. Penyebab utamanya diduga kuat masalah kromosom atau genetik," tutur dr Erza kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'Positif Palsu', Saat Testpack Bergaris Dua Padahal Tak Hamil
Dikutip dari Baby Centre, keguguran spontan terjadi ketika embrio tidak berkembang sebagaimana mestinya. Senada seperti dr Erza, disebutkan bahwa masalah kromosom dianggap sebagai penyebab paling umum dari kegagalan berkembangnya embrio. Kadang penyebabnya juga tidak jelas dan bisa terjadi kembali di kehamilan berikutnya.
Untuk berkembang dengan baik, bayi membutuhkan jumlah yang tepat dari kromosom normal. Ia harus mendapatkan 23 kromosom dari ibu dan 23 lainnya dari ayah. Nah, kelainan kromosom dapat membuat janin tidak bisa berkembang dengan baik, baik berupa terlalu banyak kromosom atau malah tidak cukup kromosom. Bisa juga karena adanya perubahan pada struktur kromosom tersebut. Dalam hal ini, kehamilan umumnya akan berakhir sampai pada tahap embrio saja.
Tanda-tanda awal dan gejala keguguran yang paling umum adalah perdarahan vagina dan kram perut yang cukup kuat. Perdarahan dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalaminya.
Baca juga: 6 Penyebab Munculnya Hasil 'Positif Palsu' di Testpack
(ajg/vit)











































