Jakarta -
Kehamilan adalah sesuatu yang luar biasa, terlebih bagi perempuan yang belum pernah hamil sebelumnya. Namun terkadang ibu yang hamil muda sering diliputi rasa khawatir.
Dirangkum detikHealth, berikut ini lima hal yang sering kali dikhawatirkan dan menimbulkan pertanyaan bagi para ibu yang sedang hamil muda:
1. Naik Motor Saat Hamil Muda Berbahaya?
Foto: Thinkstock
|
dr Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D beberapa waktu lalu menjelaskan janin berada di kandungan atau rahim yang bentuknya seperti kantong dan berisi cairan. Nah, cairan ini menjadi penahan kondisi-kondisi yang terjadi di luar, misalnya saja guncangan, sehingga membuat janin tetap aman dan nyaman.Dalam kesempatan terpisah, dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo menuturkan mengendarai sepeda motor tidak menyebabkan solusio plasenta atau terlepasnya plasenta dari rahim secara langsung. Namun bila mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor, maka bisa saja mengakibatkan solusio plasenta.
Jika ibu hamil hendak mengendarai sepeda motor, pastikan jalanan yang dilalui tidak rusak. Selain itu tetaplah berhati-hati di jalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
dr Frizar Irmansyah, SpOG dari RS Pusat Pertamina menyarankan ketika ibu hamil membonceng sepeda motor, sebaiknya menggunakan posisi duduk mengangkang. Posisi duduk semacam ini dianggap lebih stabil karena bisa berpijak dan berpegangan lebih kuat.
Ketika perut sudah semakin besar, misalnya saat kandungan memasuki usia tua, bisa jadi mengakibatkan keseimbangan terganggu. Untuk itu sebaiknya tidak mengendarai sepeda motor.
2. Beraktivitas Seperti Biasa Bisa Membahayakan?
Foto: Thinkstock
|
Bagi yang baru hamil pertama kali, mungkin jadi mengurangi aktivitasnya karena kekhawatiran aktivitas seperti biasa akan jadi membahayakan. Alhasil ada ibu hamil muda yang jadi lebih banyak duduk-duduk ataupun tiduran.Kekhawatiran ini ditepis dr Alfiben, SpOG. Menurutnya, ibu hamil muda bisa beraktivitas seperti biasa. Jika ibu hamil tidak punya riwayat kehamilan yang bermasalah seperti pendarahan atau tekanan darah tinggi, dengan melakukan aktivitas normal seperti biasa malah bisa menyehatkan tubuh.
dr Alfiben menambahkan melakukan berbagai jenis aktivitas tidak harus menunggu ukuran janin membesar. "Kalau cuma jalan kaki aja boleh. Malah melakukan pekerjaan sehari-hari nggak apa-apa. Walaupun, memang kondisi kehamilan pada setiap ibu berbeda-beda ya," terang dr Alfiben.
Baca juga: Ini Sebabnya Nyeri Vagina Sering Terasa di Kehamilan Trimester Ketiga
3. Ngidam Nggak Dituruti Bikin Anak Kelak Suka Ngiler?
Foto: Thinkstock
|
Ingin ini dan itu mungkin dirasakan beberapa ibu hamil. Bahkan ada yang khawatir jika ngidamnya tidak dituruti karena diyakini bisa membuat bayinya kelak jadi gampang ngiler.dr Nurhadi Rahman SpOG beberapa waktu lalu mengatakan tidak apa-apa jika ngidam ibu hamil tidak dipenuhi. Akan tetapi jika ibu hamil mengidam makanan yang sehat dan masuk akal, sah-sah saja untuk dipenuhi, apalagi jika si ibu mengalami mual dan muntah.
Jika semua ngidam ibu hamil untuk makan makanan tertentu selalu dipenuhi, hati-hati bisa mengakibatkan kenaikan berat badan si ibu secara drastis. Demikian studi University of Albany di New York.
Hasil studi menunjukkan makin sering ibu hamil ngidam, makin sering ia menuruti keinginan itu. Pada akhirnya, memenuhi keinginan ngidam berdampak pada kenaikan bobot yang berlebih. Salah satu peneliti, Natalia Orloff, memaparkan boleh-boleh saja ibu hamil mengonsumsi makanan tertentu tapi tetap mesti diperhatikan porsi dan kalori makanan sehingga tak berdampak pada kenaikan berat badan yang berlebihan.
Perlu diingat ngidam dan ngileran hanyalah sebuah mitos. Tidak terbukti dari sisi medis.
4. Tidak Mual Muntah Saat Hamil adalah Tanda Bahaya?
Foto: Thinkstock
|
Umumnya ibu hamil merasakan mual dan muntah. Namun ketika ada ibu yang tidak merasakan hal ini, dirinya pun diliputi kekhawatiran. Apakah ini merupakan tanda bahaya?dr Irfan Mulyana Mustofa SpOG pernah mengatakan mual dan rasa ingin muntah pada perempuan hamil diakibatkan dari peningkatan hormon Beta-HCG yang diproduksi corpus luteum, di mana puncaknya terjadi saat usia kehamilan 3 bulan. Ketika plasenta (ari-ari) sudah mengambil alih fungsi corpus luteum, maka mual dan muntah akan mereda.
Jika ada ibu yang tidak merasakan mual dan muntah, yang sering juga disebut dengan hamil 'ngebo', itu sebenarnya bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Sebab 50-90 persen kehamilan akan disertai mual dan muntah, artinya tetap ada ibu hamil yang tidak merasakan hal ini.
Kata dr Hari Nugroho, SpOG, beberapa ibu hamil ada yang 'gemar' tidur. Jadi sering kali merasa mengantuk, capek, sehingga akan nyaman sekali jika tidur. Artinya respons kehamilan setiap individu sangat berbed, sehingga masing-masing akan beradaptasi untuk mengatasi masalah yang timbul pada saat hamil.
5. Terlarang Melakukan Perjalanan Jauh?
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
Kekhawatiran lain yang bisa melanda ibu hamil adalah bila yang bersangkutan harus melakukan perjalanan jarak jauh. Asal kondisi kehamilannya sehat, untuk itu coba pastikan dulu ke dokter kandungan sebelum melakukan perjalanan, maka melakukan perjalanan jauh bukan masalah bagi ibu hamil.Yang penting ibu tidak kecapaian selama perjalanan. Sementara itu jika hendak bepergian menggunakan pesawat, sudah ada peraturan maksimal 34 minggu kehamilan. Namun dr Alfiben lebih suka menyarankan maksimal 32 minggu kehamilan untuk mengurangi risiko terjadi kelahiran di pesawat atau risiko lainnya.
Baca juga: Kehamilan Makin Besar, Apa yang Harus Diperhatikan Saat Bercinta?
dr Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D beberapa waktu lalu menjelaskan janin berada di kandungan atau rahim yang bentuknya seperti kantong dan berisi cairan. Nah, cairan ini menjadi penahan kondisi-kondisi yang terjadi di luar, misalnya saja guncangan, sehingga membuat janin tetap aman dan nyaman.
Dalam kesempatan terpisah, dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo menuturkan mengendarai sepeda motor tidak menyebabkan solusio plasenta atau terlepasnya plasenta dari rahim secara langsung. Namun bila mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor, maka bisa saja mengakibatkan solusio plasenta.
Jika ibu hamil hendak mengendarai sepeda motor, pastikan jalanan yang dilalui tidak rusak. Selain itu tetaplah berhati-hati di jalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
dr Frizar Irmansyah, SpOG dari RS Pusat Pertamina menyarankan ketika ibu hamil membonceng sepeda motor, sebaiknya menggunakan posisi duduk mengangkang. Posisi duduk semacam ini dianggap lebih stabil karena bisa berpijak dan berpegangan lebih kuat.
Ketika perut sudah semakin besar, misalnya saat kandungan memasuki usia tua, bisa jadi mengakibatkan keseimbangan terganggu. Untuk itu sebaiknya tidak mengendarai sepeda motor.
Bagi yang baru hamil pertama kali, mungkin jadi mengurangi aktivitasnya karena kekhawatiran aktivitas seperti biasa akan jadi membahayakan. Alhasil ada ibu hamil muda yang jadi lebih banyak duduk-duduk ataupun tiduran.
Kekhawatiran ini ditepis dr Alfiben, SpOG. Menurutnya, ibu hamil muda bisa beraktivitas seperti biasa. Jika ibu hamil tidak punya riwayat kehamilan yang bermasalah seperti pendarahan atau tekanan darah tinggi, dengan melakukan aktivitas normal seperti biasa malah bisa menyehatkan tubuh.
dr Alfiben menambahkan melakukan berbagai jenis aktivitas tidak harus menunggu ukuran janin membesar. "Kalau cuma jalan kaki aja boleh. Malah melakukan pekerjaan sehari-hari nggak apa-apa. Walaupun, memang kondisi kehamilan pada setiap ibu berbeda-beda ya," terang dr Alfiben.
Baca juga: Ini Sebabnya Nyeri Vagina Sering Terasa di Kehamilan Trimester Ketiga
Ingin ini dan itu mungkin dirasakan beberapa ibu hamil. Bahkan ada yang khawatir jika ngidamnya tidak dituruti karena diyakini bisa membuat bayinya kelak jadi gampang ngiler.
dr Nurhadi Rahman SpOG beberapa waktu lalu mengatakan tidak apa-apa jika ngidam ibu hamil tidak dipenuhi. Akan tetapi jika ibu hamil mengidam makanan yang sehat dan masuk akal, sah-sah saja untuk dipenuhi, apalagi jika si ibu mengalami mual dan muntah.
Jika semua ngidam ibu hamil untuk makan makanan tertentu selalu dipenuhi, hati-hati bisa mengakibatkan kenaikan berat badan si ibu secara drastis. Demikian studi University of Albany di New York.
Hasil studi menunjukkan makin sering ibu hamil ngidam, makin sering ia menuruti keinginan itu. Pada akhirnya, memenuhi keinginan ngidam berdampak pada kenaikan bobot yang berlebih. Salah satu peneliti, Natalia Orloff, memaparkan boleh-boleh saja ibu hamil mengonsumsi makanan tertentu tapi tetap mesti diperhatikan porsi dan kalori makanan sehingga tak berdampak pada kenaikan berat badan yang berlebihan.
Perlu diingat ngidam dan ngileran hanyalah sebuah mitos. Tidak terbukti dari sisi medis.
Umumnya ibu hamil merasakan mual dan muntah. Namun ketika ada ibu yang tidak merasakan hal ini, dirinya pun diliputi kekhawatiran. Apakah ini merupakan tanda bahaya?
dr Irfan Mulyana Mustofa SpOG pernah mengatakan mual dan rasa ingin muntah pada perempuan hamil diakibatkan dari peningkatan hormon Beta-HCG yang diproduksi corpus luteum, di mana puncaknya terjadi saat usia kehamilan 3 bulan. Ketika plasenta (ari-ari) sudah mengambil alih fungsi corpus luteum, maka mual dan muntah akan mereda.
Jika ada ibu yang tidak merasakan mual dan muntah, yang sering juga disebut dengan hamil 'ngebo', itu sebenarnya bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Sebab 50-90 persen kehamilan akan disertai mual dan muntah, artinya tetap ada ibu hamil yang tidak merasakan hal ini.
Kata dr Hari Nugroho, SpOG, beberapa ibu hamil ada yang 'gemar' tidur. Jadi sering kali merasa mengantuk, capek, sehingga akan nyaman sekali jika tidur. Artinya respons kehamilan setiap individu sangat berbed, sehingga masing-masing akan beradaptasi untuk mengatasi masalah yang timbul pada saat hamil.
Kekhawatiran lain yang bisa melanda ibu hamil adalah bila yang bersangkutan harus melakukan perjalanan jarak jauh. Asal kondisi kehamilannya sehat, untuk itu coba pastikan dulu ke dokter kandungan sebelum melakukan perjalanan, maka melakukan perjalanan jauh bukan masalah bagi ibu hamil.
Yang penting ibu tidak kecapaian selama perjalanan. Sementara itu jika hendak bepergian menggunakan pesawat, sudah ada peraturan maksimal 34 minggu kehamilan. Namun dr Alfiben lebih suka menyarankan maksimal 32 minggu kehamilan untuk mengurangi risiko terjadi kelahiran di pesawat atau risiko lainnya.
Baca juga: Kehamilan Makin Besar, Apa yang Harus Diperhatikan Saat Bercinta?
(vit/up)