Saya baru menikah 1,5 tahun, belum memiliki anak, dan pernah mengalami keguguran setahun yang lalu dengan kuretase. Kehidupan hubungan intim kami dari awal menikah hingga saat ini jarang. Awal menikah pun hanya seminggu sekali (kami masih tinggal di rumah sendiri dan sama-sama bekerja).
Setelah kuretase selama 6 bulan kami tidak berhubungan sama sekali dengan alasan takut terjadi kehamilan, kami ingin menunda kehamilan selama 6 bulan. Setelah menunggu 6 bulan hubungan intim kami malah menjadi 1 bulan sekali kadang lebih (saya sudah tidak bekerja).
Sebagai informasi, setelah kuretase kami tinggal bersama orangtua suami, ketika saya tanyakan alasannya kepada suami, dia bilang kelelahan dalam pekerjaan dan tidak nyaman melakukan hubungan intim di rumah orangtua sendiri sehingga berdampak kepada psikologis dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rina (Perempuan Menikah, 29 Tahun), loveXX_XXXXXXXXXXX@yahoo.co.id
Tinggi Badan 160 Cm dan Berat Badan 56 Kg
Jawaban
Rina, Kondisi pernikahan Anda berdua sebenarnya sangat tidak sehat. Pertama hubungan pernikahan yang sama-sama jauh (tinggal berjauhan) padahal masih di jakarta, kecuali kalau salah satunya harus studi ke luar negeri kan beda situasinya.
Coba dipikirkan bersama, ada baiknya memulai rumah tangga berdua. Apabila pada awal pernikahan keintiman terganggu ya wajar saja karena keduanya kurang berupaya membangun keintiman di dalam rumah tangga. Sedangkan hal itu sangat penting untuk jalan ke depan.
Saya paham tujuan menikah adalah memiliki anak. Tapi jangan lupa bahwa anak adalah additional blessing atau berkat tambahan, di mana sebagai buah cinta, harusnya anak lahir dari buah cinta Anda berdua.
Kalau terus menjalani hidup di rumah masing-masing dan tidak menjalin kemesraan sebagai suami istri, nampaknya akan sulit kalau nanti sudah punya anak dan menjalani peran sebagai ibu dan ayah.
Saran saya, pertama-tama fokus dulu pada kemesraan berdua. Tinggallah bersama-sama dalam satu rumah. Kalau tidak nyaman tinggak di rumah mertua, kontraklah rumah. Carilah tempat yang ditengah-tengah relatif dekat dengan tempat kerja Anda berdua. Pikirkanlah cara, yang penting Anda dapat tinggal berdua.
Kedua, untuk menambah keintiman, lakukan kegiatan bersama seperti saat sedang berkencan, misalnya nonton bersama. Kalau merasa kondisi kesehatan agak segan, cobalah pergi ke gym atau aktifitas olahraga outdoor yang dilakukan bersama-sama, yang penting dilakukan berdua.
Meskipun yang kegemukan hanya suami, tapi kegiatan yang memacu adrenalin dan menyenangkan berdua akan membuat kemesraan membaik. Hal itu penting untuk membuat kedua pasangan menjadi ayah dan ibu yang bahagia.
Fokuslah pada kegiatan berdua sebab Anda berdua nampaknya butuh menyediakan waktu bersama dalam membentuk keluarga. Jangan dibiasakan melakukan aktifitas sendiri-sendiri.
Zoya Amirin, M.Psi
Psikolog seksual bersertifikasi dengan pendidikan seksual berlatar belakang psikologi. Ketua dalam Komunitas Studi mengenai Perilaku Seksual dan juga merupakan anggota dari Asosiasi Seksologi Indonesia.
Pengajar mata kuliah Kesehatan Reproduksi, Ilmu Hubungan antar manusia, Public Relation, Ilmu Komunikasi Dasar di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
(pah/ir)











































