Halo Dok. Saya mau tanya, keluarga saya kalau tidur dengkurnya kencang, terkadang bisa membangunkan dirinya sendiri. Saya pernah menyarankan untuk tidur miring tapi dia masih juga mendengkur, mau posisi seperti apapun.
Dia itu pekerja keras, banyak mikir dan juga sering kurang tidur. Sekitar 2-3 tahun lalu dia tidak mendengkur, hanya beberapa tahun ini karena dia menggemuk dan tidak olahraga dia jadi mendengkur keras.
Dokter ada solusi apa untuknya? Seperti olahraga seperti apa yang bagus untuk menghilangkan dengkur atau solusi yang lainnya? Terimakasih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
chii_ka_XXX@yahoo.com
Tinggi badan 168 cm, berat badan 74 kg
Jawaban
Hai Dik Chii,
Dito ikut bersimpati dan berempati dengan gangguan yang dialami oleh keluargamu. Dari petunjuk inti yang Dik Chii kemukakan, yaitu kalau tidur dengkurnya kencang, sering kurang tidur, menggemuk, tidak olahraga, maka ada kemungkinan dia menderita gangguan tidur yang disebut obstructive sleep apnea (OSA). Oh iya, cobalah dik Chii bertanya kepadanya berapa nilai tekanan darahnya. Umumnya penderita OSA itu juga menderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Tapi, tidak semuanya, lho.
Solusinya, mudah dan relatif sederhana, kok:
1. Segeralah ke dokter terdekat, untuk memastikan diagnosis. Sebab OSA itu perlu ditegakkan diagnosisnya melalui laboratorium tidur (sleep laboratory) dengan menggunakan alat canggih yang disebut polysomnography.
2. Bila benar diagnosisnya OSA, maka dokter akan memberikan terapi continuous positive airway pressure.
3. Pilihan lain yang dapat direkomendasikan oleh dokter spesialis THT adalah operasi (yang disebut uvulopalatopharyngoplasty) atau adenotonsillectomy untuk anak-anak dengan OSA.
4. Perawatan dan pemeliharaan gigi, salah satunya dengan rajin gosok gigi, minimal sebelum-setelah tidur dan setiap setelah makan. Bila memang diperlukan, maka dokter gigi akan merekomendasikan dental appliance.
5. Pada anak-anak yang menderita OSA, dokter dapat memberikan obat golongan kortikosteroid topikal intranasal. Pemberian oksigen suplemental haruslah dievaluasi pada anak-anak dengan OSA untuk menghindari terjadinya hipoventilasi. Pada penderita dewasa, dokter boleh saja merekomendasikan protriptyline sesuai indikasi.
6. Turunkan/kurangi berat badan. Misalnya: dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak, menghindari konsumsi junk-food serta makanan berpengawet.
7. Setahu kami, belum ada riset tentang olahraga apa saja yang terbaik untuk penderita OSA. Namun, berolahraga secara teratur, misalnya: senam, berenang, jogging, pernafasan, gowes (bersepeda), baik untuk mengatasi gangguan tidur, salah satunya OSA.
8. Beristirahat secara teratur.
9. Pelatihan perilaku (behavioral training) yang didukung oleh keluarga (family support).
Semua upaya di atas tentunya akan lebih efektif bila diikuti berperilaku hidup S3 (sehat, serasi, seimbang), serta harmonisasi antara pikiran, manajemen hati, serta peningkatan spiritualitas (upaya pendekatan diri kepada Allah, berderma-beribadah dalam arti luas).
Demikian penjelasan ini, semoga bermanfaat.
Salam sehat!
dr. Dito Anurogo
Medical doctor at neuroscience department and Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII), Surya University, Indonesia.
(hrn/vit)











































