Apa Dampak Sering Membunyikan Sendi?

Apa Dampak Sering Membunyikan Sendi?

Suherni Sulaeman - detikHealth
Selasa, 08 Okt 2013 14:15 WIB
Apa Dampak Sering Membunyikan Sendi?
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Dokter Dito, apa sih dampak dari seringnya membunyikan sendi-sendi, membunyikan kepala, kaki, tangan, dan badan? Karena setiap saya melakukan hal itu pasti tulang saya terasa nyeri atau ngilu dan panas dan bila tidak melakukannya seperti terasa pegal. Tolong dijawab ya, Dokter Dito. Terimakasih.

Arum Septi Mawarni (Wanita lajang, 19 tahun)
arumseptiXXXXXXXX@ymail.com
Tinggi badan 154 cm, berat badan 52 kg

Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saudari Arum Septi Mawarni, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.

Sebaiknya kebiasaan sering membunyikan sendi (jari, kepala-leher, kaki, tangan, badan) itu tidak diteruskan. Sebab salah-salah malah terjadi peradangan, bengkak, atau cedera sendi atau cedera otot di sekitar sendi. Terutama di leher, sebab saraf-otot di daerah ini sangat kecil, halus, dan langsung berkaitan dengan otak dan pembuluh darahnya. Kalau kita salah dan tidak tahu, maka boleh jadi terjadi gangguan yang menyebabkan sendi, otot, atau pembuluh darah terganggu. Memang sih, di dunia kedokteran kebiasaan membunyikan sendi ini tidak ada evidence based medicine (bukti ilmiahnya), sehingga sangat tidak direkomendasikan.

Menurut kami, kebiasaan membunyikan sendi ini berpotensi menjadi bursitis. Bursitis adalah peradangan (inflammation) dari satu atau beberapa bursae (kantung kecil berisi cairan synovial atau pelumas/minyak sendi). Bursitis ini terasa nyeri dan kaku di sendi. Bursitis umumnya disebabkan oleh pergerakan berulang serta tekanan berulang yang berlebihan. Bursitis umumnya dijumpai di bahu, pundak, siku, lutut, dan sebagainya.

Saudari Arum, setahu kami, di dunia kedokteran belum pernah ada istilah nyeri tulang. Kalau istilah 'flu tulang' masih ada. Nah, kalau nyeri sendi itu ada, dan penyebabnya banyak sekali, antara lain: fibromialgia, patah tulang, kanker tulang, dislokasi, nekrosis avaskuler, lupus, gout, osteoartritis, osteomielitis, osteomalasia, hipotiroidisme, leukemia, lupus, radang sendi atau artritis (tipe psoriatik, reaktif, rematoid, septik), tendinitis, dan sebagainya.

Berdasarkan perspektif neurosains, nyeri sendi umumnya berasal dari aktivasi nociceptors atau free nerve endings. Sinyal-sinyal nosiseptif melepaskan beberapa neuromediator, seperti: substance P dan calcitonin gene-related peptide. Terjadi aktivasi neuronal yang kompleks, yang melibatkan tidak hanya sensitisasi lokal dari nosiseptor sendi, melainkan juga modifikasi di jalur nyeri utama.

Selain itu, nyeri sendi juga dipengaruhi oleh multifaktor dan interaksi dari beragam kompleksitas, seperti: faktor psikologis, faktor utama (konstitusional), faktor lingkungan, dsb.

Jadi, intinya, Saudari Arum Septi Mawarni direkomendasikan untuk menghentikan kebiasaan membunyikan sendi.

Demikian penjelasan ini. Semoga memberi solusi.

Salam sehat dan sukses selalu!

Dokter Dito Anurogo

Pelopor dokter online (dokter digital), konsultan detik.com, penemu konsep hematopsikiatri, penulis 13 buku, salah satunya “5 Menit Memahami 55 Problematika Kesehatan”. Juara pertama kompetisi “2013 World Young Doctors’ Organization (WYDO) Indonesia Essay Contest Award”.

Penggagas dan pelopor konsep neuroedutainment (cara asyik dan mudah memahami medis, neurosains, dan neurologi) melalui permainan Brain Card Games (BCG).

Saat ini mengabdi dan berkarya di Neuroscience Department, Brain Circulation Institute of Indonesia, Surya University (BCII SU), Indonesia.

(hrn/vit)

Berita Terkait