Indra (Pria lajang, 24 tahun)
anshar_XXXXX@yahoo.com
Tinggi badan 165 cm, berat badan 48 kg
Jawaban
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari informasi singkat di atas, kami menemukan petunjuk kunci, yakni: 'tangan dan kaki berkeringat berlebihan'. Dari petunjuk ini, ada kemungkinan diagnosis mengarah ke hiperhidrosis fokal (focal hyperhidrosis, FH). FH paling sering dijumpai di daerah (telapak) tangan dan (telapak) kaki. Kondisi berkeringat yang berlebihan di kedua daerah ini di dalam dunia kedokteran disebut sebagai palmar-plantar hyperhidrosis.
Kondisi ini memengaruhi baik pria maupun wanita. Prevalensi (angka kejadian) tertinggi dijumpai pada kelompok usia 25–64 tahun. Rata-rata onset usia adalah 25 tahun, namun tergantung dari daerah tubuh yang mengalami FH.
Secara geografis, prevalensi hiperhidrosis palmar bervariasi, namun daerah endemis terdapat di Asia Tenggara dimana menyerang hingga 3% populasi.
Mayoritas hasil riset melaporkan bahwa 25% hingga 50% penderita hiperhidrosis palmar memiliki riwayat keluarga yang juga menderita hiperhidrosis.
Pada hiperhidrosis palmar, dijumpai hiperfungsi, komponen emosional dari sistem saraf sudomotor sentral terjadi, dibuktikan oleh observasi keringat berlebihan tidak terjadi selama tidur dan diperparah oleh rangsang (stimuli) emosional. Selama kondisi stres secara mental, terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatetik kulit dan vasokonstrisi, berkeringat berlebihan, dan peningkatan proses penguapan yang secara kolektif menyebabkan tangan dingin, basah, dan berkeringat.
Untuk memastikan atau menegakkan diagnosis hiperhidrosis, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut ini, tentunya sesuai ketersediaan fasilitas di sarana pelayanan kesehatan:
1. tes Minor starch-iodine
2. dynamic sudorometry menggunakan metode “ventilated capsule”
3. thermoregulatory sweat test (TST)
4. (modifikasi) tes keringat “Guttman quinizarin”
Solusi
Penderita hiperhidrosis dievaluasi dokter sesuai algoritma Hyperhidrosis Disease Severity Scale (HDSS), untuk menilai derajat keparahan serta lokasinya.
Eisenach JH, dkk (2005) merekomendasikan 20% Aluminum chloride dalam ethyl alcohol; 12% aluminum chloride dalam sodium carbonate–air dan/atau unit iontophoresis; 15-30 mA menggunakan tap water (dari kran); jika ini tidak efektif, tablet glycopyrrolate 2 mg, dapat dihancurkan dan ditambahkan.
Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.
Salam sehat dan sukses selalu!
Dokter Dito Anurogo
Penulis 14 buku. Berkarya di Neuroscience department, Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII) Surya University, Indonesia.
(hrn/up)











































