Ardiyan (Pria lajang, 29 tahun)
aiklilXXXXX@yahoo.com
Tinggi badan 170 cm, berat badan 72 kg
Jawaban
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengkur atau mengorok adalah suara/bunyi yang diproduksi oleh vibrasi dinding saluran pernafasan bagian atas sebagai hasil sumbatan (obstruction) sebagian saluran nafas bagian atas selama tidur.
Mengorok dapat disebabkan oleh spektrum sleep-disordered breathing disorders, berkisar dari intermittent simple snoring hingga chronic heavy simple snoring, upper airway resistance syndrome (UARS), dan obstructive sleep apnoea-hypopnoea.
Faktor-faktor risiko mengorok yang utama antara lain:
1. meningkatnya usia
2. kegemukan (obesitas, BMI lebih dari 30)
3. usia pria
4. gangguan endokrin, seperti: hipotiroidisme atau akromegali
5. lidah yang besar
6. uvular webbing
7. hipertrofi adenotonsillar
8. lingkaran (keliling) leher lebih dari 40 cm
9. ketidaknormalan kepala-wajah (cranio-facial)
10. sindrom Down
11. kondisi long soft palate and uvula
12. penggunaan medikasi sedasi/sedatif
13. konsumsi alkohol
Adapun faktor-faktor risiko tambahan (bukan utama) dari mengorok antara lain:
14. GERD (gastro-esophageal reflux)
15. epiglottis yang tidak normal
16. tumor atau kista hypo-pharyngeal
17. asma
Tes diagnostik mengorok:
1. nasal decongestant test (utama)
2. Epworth sleepiness score atau ESS (utama)
Beberapa tes yang dapat direkomendasikan dokter:
3. snoring scale score
4. TFT (thyroid function testing)
5. kadar hormon pertumbuhan
6. tes alergi
7. studi tidur (sleep study)
8. analisis akustik (acoustic analysis)
9. pharyngeal manometry
10. sleep nasendoscopy
Beberapa emerging tests yang diperlukan:
11. CT scan 3 dimensi kepala dan leher
12. MRI kepala dan leher
Solusi
Bagi penderita mengorok, maka penatalaksanaan yang dapat dianjurkan yang utama adalah pengukuran dan modifikasi gaya hidup.
Penderita tanpa upper airway resistance syndrome (UARS) atau obstructive sleep apnoea (OSA) hendaklah mengurangi berat badan bila kegemukan, berhenti merokok, menghindari terpapar asap (rokok), menghindari alkohol (terutama sebelum tidur), hindari obat-obatan sedatif, menahan diri untuk tidak tidur dengan posisi telentang (posisi lain diperbolehkan). Teman tidur disarankan memakai earplugs.
Untuk penderita mengorok tanpa UARS, tanpa OSA, namun disertai dengan rinitis alergi (allergic rhinitis) atau radang hidung kronis (chronic nasal inflammation), maka dokter dapat merekomendasikan kortikosteroid intranasal, seperti: beclometasone nasal, budesonide nasal, flunisolide nasal, fluticasone propionate nasal, atau mometasone nasal. Sebagai pelengkap atau tambahan, maka dapat ditambahkan nasal dilator.
Jika pada penderita mengorok dijumpai kondisi obstructive sleep apnea (OSA), maka dokter dapat merekomendasikan continuous positive airway pressure (CPAP).
Untuk penderita mengorok tanpa UARS, tanpa OSA, namun disertai dengan URTI (upper respiratory tract infection), maka dapat diberikan dekongestan nasal, seperti: oxymetazoline topikal.
Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.
Salam sehat dan sukses selalu!
Dokter Dito Anurogo
Penulis 14 buku. Berkarya di Neuroscience department, Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII) Surya University, Indonesia.
(hrn/vit)











































