BAB Disertai Darah Segar, Berbahayakah?

BAB Disertai Darah Segar, Berbahayakah?

Suherni Sulaeman - detikHealth
Senin, 07 Jul 2014 12:16 WIB
BAB Disertai Darah Segar, Berbahayakah?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Selamat pagi Dok, BAB saya kadang-kadang disertai darah segar, apakah itu berbahaya, penyakit apa itu Dok? Bagaimana cara penyembuhannya? Terimakasih untuk penjelasannya.

Indra Sutrasman (Laki-laki menikah, 36 tahun)
indrasutrasmanXXXX@gmail.com
Tinggi badan 165 cm, berat badan 65 kg

Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dear saudara Indra Sutrasman yang dirahmati Allah, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami. Langsung saja menuju ke pokok persoalan, ya.

Buang air besar (BAB) berdarah di dalam dunia kedokteran disebut sebagai melena. Umumnya melena terjadi akibat perdarahan saluran pencernaan bagian atas, misalnya organ jejunum (pangkal usus halus), duodenum (usus dua belas jari), lambung, dan esofagus. Untuk disebut melena, paling sedikit perdarahan 50-100 cc.

Solusi sederhana untuk menghentikan perdarahan saluran pencernaan bagian atas adalah dengan cara bilas lambung menggunakan air es melalui pipa nasogastrik. Obat supresi asam lambung (misalnya: omeprazole) dapat diberikan dokter sesuai indikasi.

Bila disertai gangguan hemostasis (proses pembekuan darah) berupa defisiensi kompleks protrombin, maka dokter akan memberikan vitamin K secara parenteral. Bila terjadi fibrinolisis sekunder, maka dokter akan merekomendasikan pemberian asam traneksamat secara parenteral.

Adapun manajemen awal untuk mengatasi perdarahan saluran pencernaan bagian atas adalah dengan cara: oksigenasi, restore circulating volume, drug therapy, evaluate response to therapy, remedy underlying cause(s). Jadi prinsip dasarnya adalah menstabilkan hemodinamik, mengganti kehilangan cairan, dan stop perdarahan.

Sesuai rekomendasi dokter, maka dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu: darah rutin, golongan darah, cross match, analisis gas darah, status hemostasis, stasus metabolik.

Saudara Indra Sutrasman, perlu diwaspadai pula beberapa kemungkinan penyebab dari perdarahan rektum (rectal bleeding) berikut ini:

1. kanker anus
2. robekan kulit anus (anal fissure)
3. angiodysplasia (ketidaknormalan pembuluh darah di dekat usus)
4. kanker kolon
5. polip kolon
6. konstipasi kronis
7. penyakit Crohn
8. diare
9. diverticulosis
10. keracunan makanan
11. wasir/ambeien/hemoroid (hemorrhoids)
12. intussusception (masuknya sebagian usus ke bagian usus lainnya)
13. kolitis iskemik (radang kolon disebabkan oleh berkurangnya aliran darah)
14. proktitis (radang rektum)
15. pseudomembranous colitis (radang kolon karena infeksi)
16. terapi radiasi
17. rectal prolapse (sebagian rektum menonjol/keluar melalui anus)
18. kolitis ulseratif
19. solitary rectal ulcer syndrome.

Terapi pasti dilakukan berdasarkan kepastian diagnosis, melalui anamnesis yang holistik dan komprehensif ditunjang oleh pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu!

Dokter Dito Anurogo
Penulis 15 buku, berkarya di Comprehensive Herbal Medicine Institute (CHMI), Center for Robotic and Intelligent Machines (CRIM), serta Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII), Surya University, Indonesia.

(hrn/up)

Berita Terkait