Simon (Laki-laki menikah, 26 tahun)
gonzasimoneXXXXX@gmail.com
Tinggi badan 163 cm, berat badan 75 kg
Jawaban
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beragam penyebab cegukan, antara lain: stres atau reaksi karena menderita kanker atau menderita penyakit berat tertentu, infark miokard, distensi esofagus atau lambung, penyakit hati, steroid intravena, lesi sistem saraf pusat, uremia, dan idiopatik. Iritasi nervus vagus atau diafragma adalah mekanisme patofisiologi cegukan yang umum.
Uremia adalah tingginya kadar urea di dalam darah, sebagai salah satu tanda gagal ginjal kronis, disebut juga azotemia.
Dokter akan meresepkan obat sesuai indikasi dan penyebab yang mendasari. Beberapa obat yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi cegukan, antara lain:chlorpromazine, haloperidol, metoclopramide, phenytoin, valproic acid, carbamazepine, gabapentin, ketamine, baclofen, lidocaine intravena, lidocaine (oral), dsb.
Chlorpromazine adalah turunan dimethylamine dari phenothiazine. Bekerja secara sentral sebagai antagonis dopamin di hipotalamus. Efek samping yang ditimbulkannya serius, yaitu: hipotensi, retensi urin, glaukoma, dan delirium.
Haloperidol juga efektif mengatasi cegukan, melalui antagonis dopamin. Ditoleransi lebih baik daripada chlorpromazine.
Kombinasi obat juga sukses meredakan cegukan. Pemberian baclofen dan gabapentin bersamaan dengan omeprazole dan cisapride, sesuai petunjuk dokter, efektif mengatasi cegukan.
Beberapa terapi yang juga efektif meredakan cegukan antara lain: golongan sedatif, analgesik (orphenadrine, amitriptyline, chloral hydrate, morfin), relaksan otot, stimulan (ephedrine, methylphenidate, amphetamine, nikethamide), edrophonium, dexamethasone, amantadine, nifedipine. Semua obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter, mengingat bahaya efek samping yang mungkin muncul.
Adapun obat golongan benzodiazepin memerburuk atau mencetuskan cegukan, sehingga harus dihindari.
Strategi efektif mengatasi cegukan menurut Woelk CJ (2011):
1.Pakailah pendekatan nonfarmakologis (bukan obat), terutama yang pernah berhasil dilakukan.
2.Resepkanlah simethicone, domperidone, atau metoclopramide, atau suatu proton pump inhibitor.
3.Resepkanlah baclofen jika fungsi ginjal baik.
4.Tambahkan gabapentin.
5.Berikanlah chlorpromazine atau haloperidol jika cegukan menetap (atau jadikanlah langkah nomor 3, bila fungsi ginjal menurun/buruk).
6.Pertimbangkan pemberian nifedipine, valproic acid, dexamethasone, atau sertraline.
7.Tambahkanlah midazolam.
Pendekatan Nonfarmakologis
Stimulasi vagal seperti pijat karotid atau manuver valsalva, menghentikan siklus pernapasan (dengan bersin, batuk, menahan napas, hiperventilasi), iced gastric lavage, pijat sinus karotid, pijat ocular globe dengan jari, pijat rectum dengan jari. Pilihlah satu saja yang sesuai. Semua intervensi ini haruslah dilakukan oleh profesional.
Cara sederhana lainnya: berkumur dengan air, minum banyak air, menghisap ice water, menelan gula, menggigit lemon, mengunyah lemon, menghirup lada/merica sampai bersin, menghirup ammonia, memakan sesendok penuh peanut butter, timbulkan/munculkan respon ketakutan (misal: bernapas terengah-engah).
Tarik lutut ke dada, lalu luruskan, lakukan berkali-kali. Stimulasi faring secara langsung dengan kateter (nasal/oral; 90% efektif).
Intervensi lainnya: akupunktur, diaphragmatic pacing electrodes, gunakan continuous positive airway pressure, hypnosis, berdoa/sembahyang.
Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.
Salam sehat dan sukses selalu!
Dokter Dito Anurogo
Penulis 15 buku, berkarya di Comprehensive Herbal Medicine Institute (CHMI), Center for Robotic and Intelligent Machines (CRIM), serta Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII), Surya University, Indonesia.
(hrn/up)











































