Sesak Napas Saat Berjalan, Kenapa?

Sesak Napas Saat Berjalan, Kenapa?

detikHealth
Senin, 15 Sep 2014 13:16 WIB
Ditulis oleh:
Sesak Napas Saat Berjalan, Kenapa?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Dokter, saya mau tanya, setiap saya berdiri/berjalan pernapasan saya terasa sesak, kenapa, ya? Mohon penjelasannya. Terimakasih.

Haerulanwar (Pria lajang, 16 tahun)
haerulanwar24XXXXX@gmail.com
Tinggi badan 175 cm, berat badan 60 kg

Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dear saudara Haerulanwar yang dimuliakan dalam kasih Allah SWT, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami. Langsung saja kami menjelaskan tentang sesak napas, dimulai dari fisiologi pusat pernapasan, secara singkat.

Pusat pernapasan berada di medula dan pons, mengoordinasikan aktivitas diafragma, otot interkosta, otot-otot aksesori respirasi. Konsep inti sesak napas adalah: respirasi (inspirasi-ekspirasi), efek kimiawi, disosiasi neuromekanik.

Penyebab sesak napas beragam. Misalnya: asma, iskemi miokard, obstruksi saluran pernapasan, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), deconditioning, bronkospasme, hipoksemia, efusi pleura, pneumonia, edem pulmo, emboli pulmo, sekresi kental, anemia, gangguan metabolik, cemas.

Salah satu penyebab sesak napas yang jarang, namun seringkali tidak terduga adalah stenosis trakea. Stenosis trakea adalah penyempitan trakea atau batang tenggorok. Kegawatdaruratan ini memiliki potret klinis: sesak napas saat beraktivitas, bisa berlanjut saat istirahat, diikuti batuk, pneumonitis berulang, bising mengi, stridor dan sianosis.

Dari beragam penyebab sesak napas di atas, maka penyebab tersebut dibagi menjadi: saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah/paru-paru, kardiak, metabolik/hematologi, neuromuskuler, psikogenik, penyebab lainnya (misal: asites masif, obat).

Ekspresi gejala sesak napas pada penderita kardiopulmoner ditentukan oleh gaya perilaku individu, kepribadian, dan kondisi emosional.

Penderita sesak napas perlu dipastikan penyebabnya; bisa karena kelainan paru-paru atau akibat gagal jantung. Disarankan melakukan pemeriksaan EKG dan foto rontgen.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses!

Dito Anurogo
Penulis 15 buku, bersertifikasi ANLS, ATLS, ACLS, Hiperkes, Batra.

(hrn/ajg)

Berita Terkait