Pusing dan Penglihatan Kabur Saat Bangun Tidur, Gejala Darah Rendah?

Pusing dan Penglihatan Kabur Saat Bangun Tidur, Gejala Darah Rendah?

detikHealth
Kamis, 05 Feb 2015 13:47 WIB
Ditulis oleh:
Pusing dan Penglihatan Kabur Saat Bangun Tidur, Gejala Darah Rendah?
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta - Dokter, kenapa ya kalau misalkan saya lagi tiduran gitu terus bangun suka seperti rabun? Pusing, melihat juga tidak jelas, butuh tiga menit agar tidak seperti itu lagi. Itu kenapa ya? Kata tante saya gejala darah rendah, benarkah? Mohon dijawab, ya. Terimakasih.

Boo (Pria lajang, 19 tahun)
yayayaXXXXXX@yahoo.com
Tinggi 165 cm, berat 48 kg

Jawaban

Mencermati keluhan singkat Boo di atas, maka besar kemungkinan diagnosis menuju ke arah hipotensi ortostatik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik 20 mm Hg atau penurunan tekanan darah diastolik 10 mm Hg dalam waktu tiga menit berdiri dibandingkan dengan tekanan darah ketika duduk atau telentang. Gejala yang umum dirasakan antara lain: pusing (nggliyeng –istilah Jawa), mata kabur, lemah atau lemas, mual, keringat dingin. Gejala yang kurang umum seperti: sinkop, sesak napas, nyeri dada, nyeri leher, dan nyeri bahu.

Penyebab hipotensi ortostatik adalah dehidrasi, kehilangan darah, gangguan persarafan, kardiovaskuler, sistem endokrin, dan zat/obat tertentu (misalnya: alkohol, antiadrenergik,

Antiangina, antiaritmia, antikolinergik, antidepresan, antihipertensi, agen antiparkinson, diuretik, narkotik, neuroleptik, sedatif).

Hipotensi ortostatik dapat terjadi jika ada volume intravaskuler yang tidak mencukupi, disfungsi sistem saraf otonom, penurunan venous return, atau ketidakmampuan untuk meningkatkan cardiac output sebagai respon terhadap perubahan posisi tubuh. Penurunan perfusi serebral memroduksi gejala-gejala neurologis dari hipotensi ortostatik.

Baca juga: Bangun Tidur Terasa Pusing, Mungkin Ini Penyebabnya

Solusinya mudah. Hindari mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, batasi (lebih baik hindari) asupan alkohol, pastikan kebutuhan cairan tubuh selalu cukup.

Latihan olahraga juga baik untuk penderita hipotensi ortostatik. Berdiri dengan kaki menyilang dengan atau tanpa menyandar ke depan. Berjongkok efektif meredakan gejala hipotensi ortostatik. Manuver lainnya adalah latihan isometrik yang melibatkan gerakan otot-otot lengan, kaki, dan perut selama perubahan posisi atau berdiri lama. Menghindari berjalan selama cuaca panas atau terik matahari. Meninggikan kepala saat tidur. Berdiri dari duduk secara perlahan atau bertahap. Memakai stockings kompresi. Meninggikan jari-jari kaki, kontraksi paha, dan mengencangkan atau mengikat pinggang juga direkomendasikan.

Bila upaya di atas telah dilakukan namun hasilnya belum optimal atau maksimal, maka dokter akan merekomendasikan pilihan obat: fludrocortisone, midodrine, atau pyridostigmine. Golongan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), kafein, dan epoetin terkadang juga direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi hipotensi ortostatik.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

dr. Dito Anurogo, bekerja di Indonesian Young Health Professionals' Society (IYHPS).

(hrn/vit)

Berita Terkait