Buah Zakar Terasa Sakit dan Bengkak, Gejala Penyakit Apa?

Buah Zakar Terasa Sakit dan Bengkak, Gejala Penyakit Apa?

detikHealth
Senin, 09 Feb 2015 13:51 WIB
Ditulis oleh:
Buah Zakar Terasa Sakit dan Bengkak, Gejala Penyakit Apa?
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta - Salam Dok. Saya pria usia 32 tahun, keluhan saya sakit di bagian perut bawah pusar, sakitnya lebih dominan bagian kanan, bawaannya ingin pipis terus, Dok.

Pada buah zakar secara visual tidak ada perubahan tapi bila disentuh zakar yang kanan agak terasa sakit dari pada sebelah kiri. Hal serupa pernah saya alami sekitar 9 tahun lalu tetapi keadaan lebih parah dengan buah zakar membengkak sebelah kanan.

Periksa ke spesialis dalam diberi 2 macam obat sebotol sirup saya lupa merknya, dan 2 butir suppositoria dimasukkan ke anus malam dan pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertanyaan saya penyakit apakah yang saya derita ini Dok? Dan sudah benarkah obat yang diresepkan oleh dokter tempat saya berobat di atas?

Surdiono Hoo (Pria, 32 tahun)
surdiono_hooXXXXXX@yahoo.com
Tinggi 168 cm, berat 45 kg

Jawaban

Pada kasus pembengkakan buah zakar, perlu diperiksa oleh dokter, apakah terjadi pembengkakan (oedem) generalisata? Bila iya, maka ada kecenderungan menderita sindrom nefrotik (gangguan ginjal).

Bila disertai nyeri, perlu identifikasi dan evaluasi lebih lanjut oleh dokter, apakah ada riwayat cedera, terjatuh, atau kecelakaan? Bila tidak disertai nyeri, apakah testis membesar? Apakah testis teraba lunak/lembut? Apakah pembengkakan yang terjadi pada testis bersifat sementara atau permanen? Apakah dinding skrotum membengkak? Adakah transiluminasi? Apakah disertai demam? Bagaimanakah aktivitas seksual selama ini? Adakah abnormalitas urologi? Adakah riwayat operasi di alat vital atau perkemihan? Bagaimana onset dan tingkat keparahannya?

Setelah menanyakan secara detail, maka dokter akan memeriksa gaya berjalan (gait) penderita dan bagaimana penderita saat posisi beristirahat. Dokter juga mengobservasi posisi alamiah testis di skrotum saat penderita berdiri, refleks kremaster (pada kasus torsi; refleks ini tidak ada), palpasi perut bawah, kanal inguinal, palpasi skrotum dan isinya dibandingkan dengan hemiskrotum yang tidak sakit.

Baca juga: Testis Tiba-tiba Bengkak? Waspadai Peradangan yang Bisa Berujung Kemandulan

Dokter dapat merekomendasikan dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi, seperti: urinalisis. Pada kasus akut, tidak diperlukan pemeriksaan darah maupun ultrasound Doppler. Alat 'colour Doppler flow ultrasound' dapat menilai anatomi dan aliran darah.

Setelah itu, dokter akan melakukan diagnosis banding, berdasarkan hasil yang didapatkan. Secara umum amat beragam kemungkinannya, antara lain: cairan, radang, infeksi (epididimitis, orkitis), cedera, terpuntir, perdarahan, varicocele, tumor/kanker, hernia inkarserata, penyakit Kawasaki, oedema idiopatik, purpura Henoch-Schonlein, dsb.

Yang perlu diperhatikan, pada semua kasus nyeri skrotum akut, diperlukan evaluasi pembedahan. Untuk terapi, diberikan dokter sesuai indikasi.

Tindakan bijaksana yang dapat dilakukan saat ini adalah segera memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah urologi, untuk evaluasi dan observasi lebih lanjut.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

dr. Dito Anurogo, bekerja di Indonesian Young Health Professionals' Society (IYHPS).

(hrn/vit)

Berita Terkait