Badan Menguning Tapi Bukan Hepatitis, Apa Sebabnya?

Badan Menguning Tapi Bukan Hepatitis, Apa Sebabnya?

detikHealth
Selasa, 05 Mei 2015 13:55 WIB
Ditulis oleh:
Badan Menguning Tapi Bukan Hepatitis, Apa Sebabnya?
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta - Begini Dok, jadi badan saya seperti menguning gitu saya tidak tahu persisnya sudah berapa lama, tapi yang jelas sudah rada lama sekitar 4-5 bulan mungkin, karena saya tidak memperhatikannya.

Saya juga baru sadar ketika teman saya yang bilang kulit saya menguning. Lalu saya melakukan medical check up untuk test urine, tapi saya tidak mengidap hepatitis.

Tapi sampai sekarang badan saya masih kuning, tapi hanya bagian wajah yang tidak menguning, bagian yang paling kelihatan menguningnya bagian telapak tangan atau tangan, dan kaki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tara (Wanita, 18 tahun)
tararrawrXXXXX@gmail.com
Tinggi 156 cm, berat 55 kg

Jawaban

Mbak Tara yang baik, untuk memastikan Hepatitis, dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan dokter untuk menegakkan diagnosis hepatitis adalah pemeriksaan darah (seperti: HbSAg, SGOT, dan SGPT). Jadi penegakan diagnosis hepatitis bukan dari gejala kuning dan hasil laboratorium saja.

Badan, kulit, atau organ tubuh menguning di dalam dunia medis disebut sebagai ikterik (jaundice). Istilah 'jaundice' berasal dari kata Perancis 'jaune', yang berarti kuning.

Penyebabnya adalah adanya timbunan bilirubin.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan badan menguning antara lain gangguan organ tubuh (misalnya: gangguan hati, pankreas, kandung empedu, dsb), selain itu ada juga beberapa gangguan/penyakit yang menyebabkan 'sebagian organ tubuh berwarna kuning' misalnya: malaria, leptospirosis, tuberkulosis (TBC), sirosis hepatis, dsb.

Yang perlu diketahui, pada penderita TBC, ikterusnya berpola kolestatik.

Pada hepatitis A, biasanya disertai onset akut ikterus. Infeksi hepatitis B dan C seringkali tidak menyebabkan ikterus selama permulaan penyakit, namun dapat progresif saat ada infeksi kronis berlanjut menjadi sirosis hati.

Selain itu, perlu dicermati selama beberapa waktu (minimal 5-6 bulan terakhir ini) apakah Mbak Tara punya keluhan, seperti: demam, mual, muntah, nafsu makan menurun, badan terasa lemas, urin berwarna pekat seperti teh, tinja pucat seperti dempul,  mata menguning, dsb.

Beberapa petunjuk ini akan membantu dokter untuk menegakkan diagnosis. Menurut berbagai referensi, beberapa kemungkinan diagnosis dari ikterik (jaundice), antara lain:

1. Banyak konsumsi buah-sayur yang kaya akan karoten (wortel, melon, labu, ketela, gambas), atau minum jamu/ramuan tertentu (kunyit/kunir). Bila benar, maka ikterus yang terjadi disebut pseudojaundice.
2. Akibat efek samping dari mengonsumsi obat tertentu, seperti: asetaminofen, isoniazid, kuinakrin, probenesid, ribavirin, rifampisin, dsb.
3. Kekurangan (hemoglobin) darah, bermanifestasi sebagai anemia sel sabit, anemia hemolitik (baik autoimun maupun mikroangiopatik).
4. Penyakit/kelainan darah, seperti: Thalassemia.
5. Pembentukan batu empedu juga menyebabkan ikterus.
6. Peminum alkohol kronis/menahun.

Jadi, badan kuning belum tentu hepatitis. Perlu observasi, evaluasi lebih lanjut oleh dokter untuk memastikan diagnosis bandingnya, apakah berasal dari prehepatik, intrahepatik, ataukah poshepatik.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

dr. Dito Anurogo, bekerja di Indonesian Young Health Professionals' Society (IYHPS). (hrn/ajg)

Berita Terkait