Cara Menghadapi Istri yang Malu Membicarakan Hal-hal Seputar Seks

Jakarta - Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih buat detik.com, karena saya bisa dapat banyak belajar. Saat ini berusia 26 tahun, istri saya berusia 29 tahun. Saya menikah di umur 22 tahun. Pekerjaan saya wiraswasta dan istri saya seorang PNS guru. Saya ingin berkonsultasi soal hubungan seks dalam rumah tangga saya dalam beberapa poin.

1. Istri saya sepertinya selalu merasa malu untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan seks. Karena saya selalu bertanya-tanya dalam pikiran saya. Apakah istri saya merasakan orgasme saat bercinta. Yang mau saya tanyakan:
- Apakah saya sebagai laki-laki bisa merasakan saat sedang bercinta dengan istri, kalau istri saya sedang orgasme?
- Apakah betul kalau wanita orgasme, wanita itu merasakan seperti mau buang air kecil saat bercinta?

2. Saya selalu bercinta dengan posisi misionaris, karena istri saya merasa nyaman dengan posisi seperti itu. Istri saya selalu mengeluhkan. 'Maafkan aku, kalau aku nggak pandai bergaya dalam berhubungan seks'.

Sesekali saya mengajak istri saya berubah posisi bercinta. Seperti laki-laki berbaring di bawah dan wanita di atas, lalu posisi berhadap- hadapan sambil duduk dipangku, lalu posisi wanita membelakangi laki-laku dengan keadaan miring. Tapi istri saya selalu mengeluhkan.

Susah, ribet, nggak bisa dan sakit katanya. Padahal saya melakukannya selalu dengan lembut dan berhati- hati. Yang mau saya tanyakan: apakah istri saya ini termasuk wanita yang malas bercinta? Bagaimana cara memberi pengertian kepada wanita seperti istri saya agar mau berganti-ganti posisi bercinta, karena setiap bercinta hanya dengan posisi misionaris.

Karena saat malam pertama kami sama-sama awam dalam seks (perjaka & perawan). Inilah pertama kali saya berkonsultasi. Sebelumnya saya belum pernah berkonsultasi dengan siapa pun. Satu lagi, saya mau tanyakan. Saya tinggal di kota Batam, Kepulauan Riau. Apakah ada di kota Batam ini tempat konsultasi permasalahan seks yang baik dan bisa menjamin rahasia pasiennya? Tolong referensinya ya Dok. Terimakasih.

ZA (Pria, 26 tahun)
ahXXXXXXXX@gmail.com
Tinggi 173 cm, berat 50 kg

Jawaban

Orgasme adalah puncak kenikmatan proses hubungan intim, yang diawali dengan foreplay, fase peningkatan gairah seksual, fase datar, orgasme dan relaksasi (akhir hubungan intim). Bagaimana merasakan orgasme saat bercinta? Jelasnya, bagaimana pria mengetahui istri menikmati orgasme? Apa yang dapat dirasakan pria saat orgasme? Ekspresi fisik pada wanita saat orgasme dipengaruhi oleh budaya & pendidikannya. Saat puncak orgasme tercapai ada wanita yang mengerang, menjerit, memeluk suaminya erat-erat, tapi ada pula yang menggigit bahu suaminya. Konon, wanita Amerika yang paling riuh erangan & jeritannya saat orgasme.

Saat orgasme pada organ reproduksi terjadi spasme sesaat yang kadang bisa dirasakan pria seperti 'peregangan dinding vagina yang menjepit' organ vital pria. Rasa seperti ingin buang air seni yg dialami isteri Anda saat orgasme, merupakan refleksi dari peregangan dinding vagina seperti diuraikan tadi. Yang juga penting, bukan hanya kenikmatan fisik, tapi kenikmatan psikis, yaitu rasa cinta, sayang, kebersamaan setelah fase orgasme tercapai.

Posisi misionaris (man on top) adalah posisi konvensional yang lazim dilakukan oleh pasangan suami istri saat ML. Posisi lain seperti: woman on top, doggie position, side by side position, membutuhkan proses pembelajaran. Jelasnya, bagaimana mengubah 'mindset' pasangan yang pada umumnya sudah nyaman dengan posisi Man on Top. Proses pembelajaran tersebut bisa dengan membaca buku tentang "Sex-Education", lihat film , mengikuti seminar 'seksualitas' untuk awam yang biasa diselenggarakan oleh Asosiasi Seksologi Indonesia.

Anda harus bersabar, karena perubahan 'mindset' perlu waktu, apalagi kalau pengaruh budaya lokal amat kuat memengaruhinya. Di kota Batam Anda sebaiknya kontak dengan klinik Urologi setempat atau bisa pula berkonsultasi dengan Asosiasi Seksologi Indonesia cabang setempat.

Dr. Andri Wanananda MS
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) serta pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta

(hrn/up)