Penyebab Kaki Bengkak Setelah Beraktivitas

Penyebab Kaki Bengkak Setelah Beraktivitas

detikHealth
Selasa, 15 Sep 2015 13:24 WIB
Ditulis oleh:
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta - Selamat siang, Dok. Saya ingin bertanya. Sejak kecil ukuran kaki saya agak besar tapi saya tidak gemuk dan juga bukan penyakit kaki gajah. Setiap hari setelah aktivitas kaki bengkak membesar dan keras terutama bagian betis sampai pergelangan kaki. Tapi setelah tidur di malam hari dan istirahat kembali normal. Itu kenapa? Apakah ada hubungannya dengan saraf atau peredaran darah? Mengingat saya selalu jalan pagi 15 menit setiap hari.

Santi (Wanita, 19 tahun)
santiXXXXX@gmail.com
Tinggi 153 cm, berat 50 kg

Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dear saudari Santi,

Di dalam dunia kedokteran, kaki bengkak itu umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1. Bertambah atau meningkatnya cairan

Kaki bengkak disebabkan oleh retensi cairan di jaringan kaki umumnya dikenal sebagai edema periferal. Hal ini disebabkan oleh problematika pada sistem sirkulasi, sistem limfatik, atau ginjal. Seseorang dapat mengalami kaki bengkak karena akumulasi cairan setelah duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.Berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap akumulasi cairan di kaki antara lain: gagal ginjal akut, penyakit ginjal kronis (menahun), sindrom nefrotik, gagal jantung, sirosis hati, deep vein thrombosis (DVT), kondisi sedang mengandung, sering atau sedang mengonsumsi obat pereda nyeri (ibuprofen atau naproxen) tanpa resep dokter, perikarditis (pembengkakan selaput pembungkus jantung), pemberian terapi hormon (terutama bukan oleh dokter), thrombophlebitis (bekuan darah yang terjadi di kaki), duduk dalam waktu yang lama (misalnya saat perjalanan dengan pesawat terbang), berdiri terlalu lama, dsb.

2. Inflamasi (radang)
Kaki bengkak juga dapat disebabkan oleh inflamasi di jaringan kaki. Inflamasi ini dapat sebagai respon normal terhadap cedera, penyakit tertentu (seperti: artritis rematik, gangguan inflamasi). Umumnya penderita merasakan nyeri.

Berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap munculnya inflamasi di kaki antara lain: infeksi atau luka di kaki, selulitis (infeksi kulit), pergelangan kaki keseleo (sprained ankle), robekan ligamen di lutut, gout (kelebihan asam urat), rheumatoid arthritis, osteoartritis, kista Baker, dsb.
Ada tiga tipe kaki bengkak:
1. venous edema
Venous edema terjadi karena kelebihan low-viscosity, cairan interstitial yang 'miskin' protein sebagai hasil dari meningkatnya filtrasi kapiler, yang tidak dapat diakomodasi oleh sistem limfatik yang normal.

2. Lymphedema (limfedema)
Limfedema terjadi karena kelebihan cairan interstitial 'kaya' protein di dalam jaringan kulit dan subkutan sebagai hasil dari disfungsi limfatik.

3. Lipidema
Lipidema adalah bentuk dari maldistribusi lemak (lemak yang gagal didistribusikan ke tubuh).

Mencermati keluhan singkat di atas, ada kecenderungan bahwa saudari Santi menderita udem idiopatik (idiopathic edema).

Solusi idiopathic edema itu sebagai berikut:
1. hindari konsumsi garam berlebihan
2. hindari duduk atau berdiri dalam waktu yang lama
3. pemberian obat golongan diuretik oleh dokter. Bila diagnosis benar idiopathic edema, maka dokter akan memberikan spironolactone (dosis awal 50-100 mg per hari, maksimum 100 mg, 4 kali sehari), karena hiperaldosteronisme sekunder sering dijumpai pada kasus ini.
4. Pemberian obat diuretik konvensional oleh dokter, pada jam 7 atau 8 malam, diikuti dengan berbaring telentang selama beberapa jam sebelum tidur.
5. Berpola hidup sehat dan seimbang.
6. Tingkatkan spiritualitas dan kepasrahan diri secara total kepada Allah. Sebab hanya Dialah yang menyembuhkan.

Alangkah bijaksana bila saudari Santi segera memeriksakan diri ke dokter, untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya, sehingga memudahkan dokter di dalam memberikan penanganan yang sesuai dan efektif.

Sekadar diketahui bahwa di dalam menegakkan diagnosis, seorang dokter melakukan beberapa tahapan: anamnesis (wawancara terstruktur dan komprehensif), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, menyingkirkan diagnosis banding, menegakkan diagnosis, memberikan tatalaksana, follow up dan edukasi. Inilah the art of medicine.

Jadi dokter tidak sekadar mencermati gejala dan tandanya, langsung tahu penyebab, seketika memberikan obat, dan langsung sembuh. Semuanya memerlukan proses, kesabaran, dan tentunya peran Allah sangat besar di dalam kesembuhan seseorang. Inilah yang terkadang kurang disadari oleh masyarakat, sehingga langsung menyalahkan dokter jika sudah berobat namun belum sembuh-sembuh.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

dr. Dito Anurogo bekerja di Indonesian Young Health Professionals' Society (IYHPS).

(hrn/up)

Berita Terkait