Obat untuk Mengatasi Sinusitis

Obat untuk Mengatasi Sinusitis

detikHealth
Senin, 23 Nov 2015 12:15 WIB
Ditulis oleh:
Obat untuk Mengatasi Sinusitis
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta -

Dok saya mau tanya. Suami saya menderita penyakit sinusitis, dan saat ini sedang kambuh. Dari hidungnya keluar cairan seperti umumnya pilek biasa namun mengeluarkan bau dan pipinya membengkak. Pertanyaan saya obat apa yang saya harus berikan ke suami saya tersebut? Mohon bantuannya Dok.

Debby (Wanita, 23 tahun)
debbygustiXXXXX@gmail.com
Tinggi 162 cm, berat 70 kg

Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saran saya, segeralah ke dokter keluarga. Dokter akan menentukan jenis sinusitisnya apakah bersifat akut atau kronis. Bila akut, maka akan dipertajam lagi, apakah sinusitis frontal akut, sinusitis maksilari akut, sinusitis sfenoid akut, sinusitis ethmoid akut.

Untuk memastikan diagnosis sinusitis, maka dokter boleh jadi merekomendasikan satu atau beberapa pemeriksaan penunjang, seperti: pemeriksaan darah, tes imunodefisiensi, sitologi nasal, tes klorida keringat, kultur sekeresi nasal, CT (Computed Tomography), radiografi, MRI (Magnetic Resonance Imaging), Ultrasonography, biopsi paranasal, endoskopi sinus fiberoptik.

Setelah diagnosis sinusitis ditegakkan, maka dokter akan merekomendasikan antibiotik tertentu sesuai indikasinya. Terapi lini pertama umumnya dengan amoxicillin atau antibiotik macrolide pada penderita sinusitis yang alergi terhadap penicillin.

Antibiotik golongan aminoglycoside biasanya merupakan obat pilihan untuk terapi karena keistimewaan sifatnya yang bersifat negatif gram dan penetrasinya ke sinus. Pemilihan antibiotik umumnya berdasarkan kultur menghasilkan sekresi maksiler yang dapat dicapai.

Sebagai tambahan terhadap tatalaksana operasi atau pembedahan, komplikasi sinusitis akut sebaiknya diatasi dengan antibiotik intravena. Sefalosporin generasi ketiga (seperti: cefotaxime, ceftriaxone) dikombinasikan dengan vancomycin memiliki penetrasi hingga intrakranial, sehingga menjadikan obat ini sebagai pilihan lini pertama.

Terapi simtomatis atau tambahan (adjunctive) untuk mengatasi sinusitis, misalnya:
1. pelembab (humidification/vaporizer)
2. kompres hangat
3. hidrasi yang cukup
4. berhenti merokok
5. nutrisi seimbang
6. analgesia non-narkotik

Antihistamin tidak direkomendasikan dan tidak terbukti bermanfaat. Dekongestan topikal (misal: oxymetazoline) dapat digunakan untuk mengurangi edema mukosa. Untuk mencegah munculnya "rebound congestion", maka tidak digunakan selama lebih dari tiga hari. Steroid sistemik juga tidak terbukti bermanfaat pada sinusitis. Topical ipratropium bromide 0,06 persen dapat digunakan untuk menurunkan rhinorrhea (hidung meler).

Antibiotik diindikasikan untuk sinusitis yang ditengarai disebabkan oleh bakteri, termasuk sinusitis berat atau sinusitis yang melibatkan sinus frontal, ethmoid, atau sfenoid, karena tipe sinusitis ini terbukti berlanjut menjadi komplikasi.

Penicillins, cephalosporins, dan macrolides tampaknya sama-sama efektif. Regimen pemberian amoxicillin 500 mg selama 10-14 hari, tiga kali sehari direkomendasikan sebagai terapi lini pertama. Satu riset membuktikan bahwa pemberian dosis tunggal 2 g azithromycin (extended-release) lebih efektif daripada pemberian amoxicillin/clavulanate selama 10 hari. Pola resistensi bakteri juga perlu dipertimbangkan sebagai pemilihan antibiotik. Tentunya pemberian obat juga perlu diiringi oleh doa dan peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

Dito Anurogo sedang studi di S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis FK UGM Yogyakarta.

(hrn/vit)

Berita Terkait