Saya ingin bertanya, saya mengalami masalah yang sangat kompleks Bu. Saya seorang ibu dengan satu anak perempuan usia 2,5 tahun. Saya merasa suami tidak sayang kepada saya. Semenjak menikah kenapa suami saya tidak bisa terbuka masalah dengan saya, mengunci ponsel dan tidak pernah mengizinkan saya untuk memegangnya, sangat pelit dan suka bicara kasar ke saya.
Setiap diajak ngobrol berdua rasanya sangat sulit. Pernah saya buka-buka ponselnya, ternyata banyak percakapan mesra ke beberapa wanita, beberapa kali juga kepergok selingkuh yang tahapnya sudah sangat jauh, sudah saya maafkan tapi tidak bisa berhenti. Hobi chatting dengan wanita-wanita tuna susila, main ke panti pijat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini suami tidak bekerja karena dikeluarkan dari kantor, dan saya harus menopang hidup keluarga saya. Padahal saya tahu dia punya banyak uang di rekeningnya entah dari mana tapi seperti tidak peduli atau merasa malu saya yang menopang rumah tangga. Terkesan tidak peduli kepada saya, saya sehat atau sakit, saya butuh bantuan atau tidak, tidak pernah peduli, tidak pernah cemburu, jarang kontak saya sehari-harinya even hanya sekadar SMS.
Sangat jarang hampir selalu saya yang mulai duluan dan jarang mengajak saya berhubungan badan, selalu hanya sibuk dengan ponsel. Saya ajak bicara juga terkesan tidak acuh. Jujur saya sudah lelah dan tidak tahan, saya manusia biasa yang juga punya perasaan. Mohon sarannya Bu, apa yang harus saya lakukan sekarang.
Alfiana (Wanita, 26 tahun)
cindyXXXXX@gmail.com
Tinggi 167 cm, berat 56 kg
Jawaban
Bu Alfiana,
Saya sangat mengerti perasaan Ibu. Segala beban rasanya terletak di pundak Ibu dan amat sulit berbagi dengan suami. Sudah pernahkah Ibu bicara dengan keluarga suami? Mungkin mereka tahu apa yang terjadi.
Suami yang berahasia, tidak terbuka, suka menyeleweng, kasar dan suka menghina biasanya mempunyai masalah tidak percaya diri. Mereka sebenarnya merasa lebih rendah dibandingkan istri, sehingga mencari cara lain untuk terlihat 'lebih' dan kekerasan fisik dan psikologislah yang dipilih. Cara ini mudah untuk membuat seseorang merasa tidak berdaya dan lebih rendah dibandingkan penyiksanya.
Usul saya, cobalah ibu berkonsultasi pada keluarga suami. Tanyakan pendapat mereka mengenai tingkah laku suami ini. Kemudian berkonsultasilah pada konselor pernikahan. Pertimbangkan lagi apakah pernikahan ini masih mau dipertahankan atau tidak berdasarkan hasil diskusi dengan keluarga dan konselor.
Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd
Menyelesaikan pendidikan Magister Psikologi di Universitas Indonesia
dan Magister Pendidikan Profesi Kesehatan di Universitas New South Wales, Australia
Twitter: @rosdianaDNA
Website: Rosdianasetyaningrum.com
(hrn/vit)











































