Napas Jadi Berat Gara-gara Tersedak Roti, Bagaimana Mengatasinya?

Napas Jadi Berat Gara-gara Tersedak Roti, Bagaimana Mengatasinya?

detikHealth
Senin, 15 Agu 2016 09:46 WIB
Ditulis oleh:
Napas Jadi Berat Gara-gara Tersedak Roti, Bagaimana Mengatasinya?
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Dok, kemarin mama saya tersedak roti dan napasnya sangat berat. Setelah muntah napasnya sudah lebih normal, tetapi sekarang mama saya jika batuk seperti merasakan roti itu masih ada yang tersangkut di tenggorokannya Dok. Adakah caranya supaya roti itu dapat hilang dari tenggorokannya? Dan apakan itu dapat mengganggu kesehatannya?

Immanuel (Pria, 18 tahun)
immanuelXXXXX@gmail.com
Tinggi 170 cm, berat 100 kg


Jawaban

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian tersedak roti atau benda asing lainnya di tenggorokan tentu sangat mengganggu kesehatan, karena tenggorokan (faring) salah satu organ saluran pernapasan. Kalau tenggorokan tersumbat roti, maka dapat menyumbat jalan napas, akibatnya penderita dapat kekurangan oksigen (hipoksia). Kekurangan oksigen di otak minimal selama empat menit dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Kemudian 4-6 menit bila otak tidak menerima darah maka memerparah kerusakan otak, berlanjut ke koma, dan kematian. Kejadian tersedak harus segera diatasi karena merupakan kegawatdaruratan medis yang membahayakan jiwa.

Manuver Heimlich merupakan solusi untuk menangani tersedak atau sensasi tercekik di tenggorokan. Urutan prosedur di dalam melakukan manuver Heimlich adalah sebagai berikut:

1. Pastikan bila seseorang itu benar-benar tersedak. Penderita benar-benar panik, kedua tangan memegangi atau mencengkeram leher (tanda khas tersedak atau sensasi tercekik), tidak dapat bernapas, tidak dapat berbicara, bila ditanya responsnya hanya mengangguk, wajahnya pucat, kesadaran bisa menurun hingga menghilang.

2. Tenangkan penderita dan pastikan bahwa Anda segera menolongnya. Bila ada orang di sekitar Anda, maka mintalah tolong untuk segera menelpon ambulans, UGD, atau rumah sakit.

3. Posisikan penderita dalam posisi berdiri. Boleh juga dalam posisi duduk bila penderita sulit dikondisikan.

4. Hindari memukul punggung penderita tersedak sebelum melakukan manuver Heimlich, karena benda asing yng menyumbat tenggorokan malah berpotensi untuk turun ke trakea.

5. Berdiri di belakang penderita, dengan kaki terpisah, membentuk formasi tripod. Jagalah keseimbangan diri sendiri dan penderita, karena penderita sewaktu-waktu dapat pingsan atau tidak sadarkan diri. Rangkul penderita dari belakang. Posisikan kedua tangan melingkari perut penderita. Buatlah genggaman atau kepalan dengan tangan yang dominan (boleh kanan/kiri). Pastikan ibu jari kepalan tangan berada tepat di perut penderita. Pastikan pula posisi kepalan tangan di atas pusat (udel - Jawa) penderita dan di bawah tulang dada. Genggamlah kepalan tangan ini dengan tangan yang lain, jauhkan ibu jari dari badan penderita, agar tidak melukai penderita.

6. Lakukan manuver Heimlich. Caranya: tekan perut penderita ke dalam dan ke atas dengan gerakan cepat berirama dengan kekuatan yang baik. Buatlah gerakan menyerupai huruf 'J'. Dorongan dilakukan ke arah dalam, lalu ke atas, seolah-olah Anda mengangkat penderita hingga kakinya terangkat. Lakukan secara berurutan, cepat, disertai tenaga atau kekuatan yang cukup. Lakukan hingga benda asing yang tertelan atau yang berada di tenggorokan keluar atau dimuntahkan. Penderita akan terbatuk-batuk yang agak mengganggu pernapasan bila manuver ini sukses. Gunakan kekuatan yang rendah bila penderitanya anak-anak. Bila penderita mendadak pingsan atau tidak sadar, maka segera hentikan manuver Heimlich. Waspadalah! Boleh jadi benda asing tidak berhasil keluar atau malah menyumbat saluran pernapasan.

7. Observasi penderita, lihatlah pola napasnya, apakah sudah normal atau belum. Bila benda asing berhasil dikeluarkan dari tenggorokan, maka penderita akan bernapas secara normal. Bila belum berhasil, maka lanjutkan melakukan manuver Heimlich.

8. Mintalah bantuan bila Anda belum berhasil mengeluarkan benda asing dari tenggorokan penderita. Bila penderita menjadi tidak sadarkan diri, hentikan manuver Heimlich. Segeralah telepon layanan kegawatdaruratan (UGD/IGD rumah sakit), mintalah pertolongan segera. Untuk menghemat waktu, mintalah bantuan orang lain. Dampingi penderita. Lakukan bantuan hidup dasar (basic life support) berupa cardiopulmonary resuscitation (CPR). Intinya berupa C-A-B, yakni: compression, airway, dan breathing. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Compression: tekanlah sekitar 2 inchi (5-6 cm) di tulang dada dewasa, 100 kali per menit untuk memastikan organ-organ vital tersuplai darah berisi oksigen.

Airway: buka jalan napas, cek adakah sumbatan jalan napas. Amati pergerakan dinding dada. Dengarkan hembusan udara dari hidung penderita.

Breathing: tegakkan atau dongakkan kepala, angkat dagu untuk memberikan udara (napas buatan). Sebelum melakukan napas buatan, pakailah tisu atau bersihkan bibir penderita terlebih dahulu. Berikan dua napas dan observasi kompresi dada.

Bagi mereka yang belum berpengalaman melakukan bantuan hidup dasar atau CPR, maka cukup melakukan kompresi dada hingga bantuan datang.

Demikian penjelasan ini, semoga memberikan solusi.

Salam sehat dan sukses selalu.

Dokter Dito Anurogo, penulis 17 buku, sedang studi di S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis FK UGM Yogyakarta.

(hrn/vit)

Berita Terkait